Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anis Urai Alasan Parpol Islam Selalu Kalah dari Partai Nasionalis

Ilustrasi salat berjamaah (Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum (Ketum) Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Anis Matta mengungkap alasan mengapa partai nasionalis selalu unggul dari partai politik (parpol) yang bernapaskan Islam.

Dia menjelaskan, berdasarkan sejarah politik di Indonesia, ada satu partai Islam yang memiliki suara terbesar di Indonesia. Bahkan perolehan suaranya hingga saat ini belum ada yang mengalahkan.

"Dulu mengapa Masyumi bisa jadi partai Islam terbesar di Indonesia, bahkan sampai sekarang belum ada partai Islam yang mengalahkan perolehan suaranya ya," ujar Anis dalam acara Gelora Talk bertajuk Politik Dorong Mobil Mogok Menentukan Visi Baru Politik Keumatan, Rabu (6/7/2022).

1. Partai Masyumi jadi parpol Islam terbesar di Indonesia

Anis Matta di acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" Partai Gelora. (Dok/Partai Gelora)
Anis Matta di acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" Partai Gelora. (Dok/Partai Gelora)

Anis menilai penyebab utamanya karena Partai Masyumi jadi rumah besar yang mewadahi berbagai organisasi umat Islam sebagai kelompok mayoritas di Indonesia. Di sisi lain, Masyumi sebagai parpol juga mampu memberikan ruang yang adil bagi organisasi Islam di tanah air.

"Sebabnya adalah karena Masyumi ini jadi rumah bersama umat Islam seluruhnya, baik NU, Muhammadiyah, dan lainnya, semua menjadikan parpol sebagai kendaraan politik bersama," tutur dia.

2. Alasan parpol berhaluan nasionalis selalu unggul

Ketua Umum Parai Gelora Indonesia Anis Matta (IDN Times/Dicky)

Kemudian alasan mengapa parpol Islam tak mampu menandingi kekuatan partai nasionalis lantaran cakupannya yang kurang besar. Menurut Anis, partai dengan prinsip nasionalis mampu membuka ruang bagi seluruh kelompok masyarakat di Indonesia.

"Tapi kenapa parpol Islam kalah dari nasionalis, sebabnya adalah parpol nasionalis ini membuat satu rumah bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Anis.

Sebagai contoh prinsip kebangsaan yang digaungkan Soekarno dengan mengedepankan landasan negara. Cara itu dinilai berhasil mengakomodir suara dari seluruh kelompok masyarakat yang ada di Indonesia.

"Kita lihat perdebatan yang dibawa Soekarno, misalnya tentang landasan negara, beliau bicara tentang pondasi negara baru tapi yang mampu mengakomodasi seluruh aliran yang ada di Indonesia," ucap Anis.

"Artinya, kelompok nasionalis ini bicara dalam skala bangsa, bicara soal populasi, mereka tidak bicara hanya terbatas tentang sekelompok tertentu saja," sambung dia.

3. Anis ajak umat Islam untuk bangkit selesaikan persoalan bangsa

Ilustrasi - Umat muslim menunaikan ibadah salat Idul Adha di Masjid Al Azhar, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.)

Sementara parpol dengan haluan Islam sejauh ini masih berfokus pada persoalan identitas belaka, sehingga kepentingan bersama justru dikesampingkan. Oleh sebab itu Anis mengajak umat Islam mulai bergerak menawarkan persoalan bangsa melalu cara baru. Di mana kelompok mayoritas jadi alat pemersatu bangsa menggandeng kelompok lain.

"Apa kendala (parpol) Islam ketika berbicara skala populasi, karena fokus kita kepada persoalan identitas mengalahkan fokus kepada kepentingan bersama. Jadi sekaranglah waktunya sebagai kelompok mayoritas, menawarkan proposal untuk semua, proposal untuk Indonesia bukan untuk dirinya," tutur Anis.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yosafat Diva Bayu Wisesa
EditorYosafat Diva Bayu Wisesa
Follow Us