Awal Musim Hujan, Sejumlah Bencana Menghantui Warga Madiun

Madiun, IDN Times - Sejumlah bencana alam berpotensi terjadi lagi di Kabupaten Madun pada awal musim hujan seperti sekarang. Angin kencang akibat perbedaan suhu yang mencolok dapat memicu terjadinya pergerakan udara dengan kecepatan tinggi. Beberapa hari lalu, angin puting telah menerjang sejumlah wilayah kecamatan. Sedikitnya tiga rumah warga roboh. Puluhan pohon di tepi jalan tumbang hingga mengganggu akses transportasi selama beberapa saat.
1. Antisipasi mulai dijalankan

Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengatakan bahwa banjir dan tanah longsor juga rawan melanda. Ia berharap agar seluruh elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana alam tersebut. "Antisipasinya berbeda (untuk setiap jenis bencana). Multi pihak akan menyelesaikannya," ujar dia, Minggu (31/10/2021).
2. Bupati imbau warga potong dahan pohon yang menjulang

Untuk antisipasi jatuhnya korban dan kerugian material akibat terjadinya angin kencang, maka pohon yang tinggi menjulang perlu dikurangi dahannya. Sedangkan pohon di tepi jalan dan sekitar permukiman yang telah lapuk diharapkan ditebang. Sedangkan antisipasi banjir dapat dilakukan dengan membersihkan saluran air terutama di kali. Apalagi, sampah masih diketahui menumpuk di sejumlah titik, terutama yang berhilir di Bengawan Madiun, anakan dari Bengawan Solo.
3. Ini peta kerawanan bencana alam di Kabupaten Madiun

Sungai itu di antaranya, Kali Piring dan Kali Sono yang yang juga melintasi wilayah kota Madiun. Adapun wilayah di sekitarnya, seperti Kecamatan Wungu dan Kecamatan Madiun termasuk daerah yang rawan banjir. "Daerah rawan banjir lainnya di Kecamatan Saradan, Mejayan, Pilangkenceng, Balerejo, dan Sawahan," kata bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini.
Sedangkan wilayah yang rawan tanah longsor, seperti Saradan, Gemarang, Kare, dan Dagangan. Sebab, sebagian wilayah di kecamatan itu berada di lereng Gunung Wilis dan Gunung Pandan.