Banjir Kampung Melayu, Warga Tak Sempat Mengungsi dan Tak Dapat Bantuan

- Banjir melanda Kampung Melayu, Jakarta Timur, warga terjebak di rumah terendam
- Warga belum mendapatkan bantuan, hanya 7 kotak nasi untuk 200 kepala keluarga yang terdampak
- Banjir sudah terjadi puluhan tahun, warga berharap bantuan alat safety dan kebutuhan anak
Jakarta, IDN Times - Banjir yang melanda Kampung Melayu, Jakarta Timur sejak Minggu pagi menyebabkan sejumlah warga harus dievakuasi.
Meski sudah berlangsung kurang lebih 3 hari, banjir masih merendam sejumlah rumah warga.
Salah seorang warga RT 11/RW 05, Erna (43) bercerita saat banjir datang, dirinya tidak sempat mengungsi ke tempat pengungsian karena pintu rumahnya sudah tertutup oleh banjir setinggi dua meter lebih.
1. Belum mendapatkan bantuan sama sekali

Kepada IDN Times, Erna menyampaikan sejak banjir, dirinya belum mendapatkan bantuan sama sekali.
“Kalau yang di sini (dapat bantuan), kalau yang rumah saya gak ada, di dalam. Siapa yang mau nganterin," kata Erna.
Kondisi banjir yang tinggi membuat para petugas lapangan sulit menjangkau rumah Erna. Setelah melihat air mulai surut, Erna terpaksa melewati banjir untuk pergi mengambil bantuan di tempat pengungsian.
“Itu juga punya orang, dikasih satu” ungkap Erna.
Menurut keterangan warga, bantuan diprioritaskan untuk masyarakat yang memang berada di lokasi pengungsian.
2. 7 kotak nasi untuk 200 kepala keluarga

Sejauh ini, bantuan yang diberikan adalah makanan. Masing-masing RT mendapatkan 10 kotak nasi.
“Malah kadang-kadang, suka dapat tujuh (kotak nasi)”, kata Fadliya (46), Ketua RT 04 /RW 07, kelurahan Kampung Melayu.
Terdapat kurang lebih 200 kepala keluarga dan 50 bangunan yang terdampak banjir di RT 04.
Sementara, Fadliya (46) menerangkan bahwa mereka juga pernah mendapatkan bantuan saat banjir Maret lalu, berupa 1 kardus mie instan berisi 40 bungkus yang dibagi masing-masing satu bungkus ke setiap rumah warga.
3. Hidup di tengah genangan air

Banjir yang melanda Kampung Melayu sudah terjadi sejak puluhan tahun. Fadliya (43) menyampaikan selama dia hidup, lokasi tempat tinggalnya selalu mengalami banjir.
Selain sembako, Fadliya lebih berharap bantuan untuk anak bayi seperti popok dan kebutuhan anak lainnya .
“Alat-alat safety, kayak pelampung, ban, terutama tuh ban, untuk ada di pos RW, kita kan mau minjem ke mana, nih?” lanjutnya.
Bantuan ini diharapkan bisa membantu proses evaluasi ketika banjir datang.