Bantu Bencana, Gus Yahya Buat Program Solidaritas 1 Juta Keluarga NU

- Program solidaritas bertujuan mobilisasi keluarga NU dan murid Ma'arif untuk menyumbang donasi Rp20 ribu per keluarga, dengan anggota GKMNU sebagai modal awal.
- NU berperan dalam membantu masyarakat dengan mendirikan posko di setiap provinsi dan sejumlah kabupaten, serta menyalurkan bantuan senilai Rp566 juta.
- Bantuan yang sudah diberikan NU meliputi pengobatan gratis hingga ke tingkat ranting, dukungan psikososial untuk anak dan perempuan, serta penyaluran bantuan senilai Rp2 miliar di lokasi bencana.
Jakarta, IDN TImes - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meluncurkan program Solidaritas 1 Juta Keluarga NU untuk Korban Bencana Alam. Acara peluncuran digelar di gedung PBNU, Jakarta.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, allahumma shalli 'ala muhammad, kita luncurkan platform filantropi.nu.or.id," ujar Gus Yahya, Selasa (9/12/2025).
Gus Yahya menjelaskan, PBNU telah memikirkan penanganan dampak bencana alam secara komprehensif. Oleh sebab itu, PBNU mengoordinasikan infrastruktur organisasi, tidak hanya di lokasi bencana, tetapi juga di daerah-daerah sekitarnya. Dukungan penanggulangan dampak bencana ini membutuhkan partisipasi dari masyarakat luas.
Program Solidaritas 1 Juta Keluarga NU untuk Korban Bencana Alam, yang diakses melalui platform filantropi.nu.or.id, diluncurkan sebagai upaya menggerakkan seluruh lapisan nahdliyin untuk bahu-membahu menangani bencana. NU berusaha memberikan kontribusi besar dengan menggerakkan potensi NU secara lebih luas.
1. Tujuan program solidaritas dibuat

Program solidaritas ini bertujuan memobilisasi keluarga NU, agar berpartisipasi menyumbang untuk penanggulangan bencana, dengan donasi Rp20 ribu per keluarga. Selain itu, murid-murid di sekolah Ma'arif yang berjumlah sekitar 14 ribu orang juga didorong untuk ikut berpartisipasi.
Gus Yahya menyebut anggota Gabungan Keluarga Muda NU (GKMNU) yang terdata sebagai modal awal program ini berjumlah lebih dari 1 juta.
Dia menyampaikan, dampak bencana telah memutuskan akses korban dari dunia luar, seperti transportasi dan komunikasi. NU Peduli bergerak melalui sejumlah lembaga dan badan otonom NU, terutama Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah NU (LAZISNU) dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBINU).
Penanganan bencana di Sumatra, menurut Gus Yahya, memerlukan mobilisasi sumber daya yang besar dan kuat mengingat skala bencana yang berat
"Masyaallah sudah digambarkan korbannya, ada kampung hilang sama sekali," kata dia.
2. NU disebut berperan dalam membantu masyarakat

Sekretaris PP LAZISNU, Moesafa, menyampaikan seluruh lembaga dan badan otonom di bawah NU berperan serta dalam penanganan bencana, dengan mendirikan posko di setiap provinsi dan sejumlah kabupaten.
"Sampai kemarin, kita sudah melakukan beberapa hal, mulai distribusi bantuan maupun pendampingan para korban melalui posko-posko yang ada," ucap Moesafa.
Moesafa menyampaikan, NU Peduli telah menyalurkan bantuan dari warga NU senilai Rp225 juta dan terus melakukan penggalangan dana. Sampai saat ini, dana yang terkumpul mencapai Rp566 juta.
3. Bantuan yang sudah diberikan NU

Anggota LPBINU, Kurniasih Zulhadji, menambahkan, LPBINU telah menyelenggarakan pengobatan gratis hingga ke tingkat ranting bersama PWNU Sumatra Utara. Secara khusus, LPBINU juga menjadi bagian dari penyaluran bantuan khusus untuk urusan keperempuanan dan anak bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam bentuk dukungan psikososial.
"Psikososial support untuk anak dan perempuan," katanya.
LPBINU juga bekerja sama dengan program Siap Siaga pemerintah Australia, memilih lima lokasi di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Barat, Padang Sidempuan, dan Agam untuk menyalurkan bantuan senilai Rp2 miliar di lokasi bencana.


















