Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BMKG: Waspadai Gempa Berpotensi Tsunami pada 2021

Keadaan Kota Palu, Sulawesi Tengah setelah terjadi Gempa dan Tsunami pada 28 September 2018 (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)
Keadaan Kota Palu, Sulawesi Tengah setelah terjadi Gempa dan Tsunami pada 28 September 2018 (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

IDN Times, Jakarta - Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengimbau masyarakat waspada terhadap gempa berpotensi tsunami pada 2021. Sebab, berdasarkan data statistik, setiap dua tahun sekali ada gempa berpotensi tsunami di wilayah Indonesia.

"Pada 2020 ini tidak terjadi gempa berpotensi tsunami. Sebagai langkah antisipasi masyarakat pesisir rawan tsunami wajib memahami konsep evakuasi mandiri.” kata Daryono melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (29/12/2020).

1. Ada 8.264 kejadian gempa sepanjang 2020

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Daryono menghitung setidaknya ada 8.264 kali gempa sepanjang 2020. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan 2019 sebanyak 11.515 kali.

"Merefleksikan kejadian gempa pada tahun ini, masyarakat Indonesia tetap harus waspada terhadap potensi bahaya gempa maupun tsunami yang dapat menyertainya," ujarnya.

Rincian kejadian gempa yaitu kekuatan lebih dari M 5,0 sebanyak 244 kali, sedangkan kurang dari M 5,0 sebanyak 8.020 kali. Dari total tersebut, 754 kejadian gempa dirasakan oleh masyarakat dengan tingkat guncangan yang berbeda-beda.

2. Wilayah Indonesia masih akan tetap aktif gempa pada 2021

(Ilustrasi dampak gempa) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan
(Ilustrasi dampak gempa) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Menurut Daryono, wilayah Indonesia masih tetap aktif gempa pada 2021. Ia mengatakan, rata-rata kegempaan dalam setahun terjadi sebanyak 6 ribu kali.

Kejadian itu disebut wajar karena sumber gempa di tanah air sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif.

“Kita perlu mewaspadai zona seismic gap, seperti zona subduksi Mentawai, selatan Banten-Selat Sunda, selatan Bali, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Filipina dan Tunjaman Utara Papua,” ujarnya.

3. Zona seismic gap yang harus diwaspadai masyarakat

Ilustrasi gempa (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Ia menjelaskan, zona seismic gap lain yang perlu diwaspadai yaitu zona sesar Lembang, segmen Aceh, segmen Matano dan Sesar Sorong. Masyarakat harus waspada karena potensi bahaya itu dapat mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

"Masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap bahaya gempa bumi, berdasarkan catatan katalog gempa merusak tidak harus berkekuatan besar, tetapi gempa dangkal berkekuatan 4,0 - 5,0 dapat merusak," jelasnya.

“Sebagai upaya mitigasi, membangun rumah tahan gempa di daerah rawan gempa adalah solusi utama dalam mengurangi bahaya dan risiko bencana gempa bumi,” lanjutnya.

Share
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us