Perguruan Diniyyah Putri Kirim 1 Ton Rendang untuk Korban Bencana Sumatra

- Rendang dibuat dengan resep turun-temurun
- Pemerintah jamin perhatikan korban banjir Sumatra
- Korban bencana Sumatra bertambah jadi lebih dari seribu jiwa
Jakarta, IDN Times - Puluhan santri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang pada Sabtu (13/12/2025) terlihat sibuk menyelesaikan misi mereka untuk memasak satu ton rendang. Rendang dimasak dengan resep turun-temurun.
Misi ini bukan dalam menyelesaikan tugas tata boga di pesantren mereka, melainkan bagian dari aksi solidaritas bagi korban bencana banjir bandang di Sumatra.
Spatula logam mengetuk wajan besar menghasikan ritme yang khas. Api terus menyala menyelesaikan tugasnya sampai randang masak. Satu kuali kira-kira berisi 5 kg randang. Ada 20 tungku dan satu ton rendang bisa selesai dimasak selama dua hari.
Aksi serupa juga dilakukan di Payakumbuh dan para perantau Sumatra di Pulau Jawa. Hal ini mencerminkan aksi nyata gotong royong yang tak pernah mati, ciri khas sejati Indonesia.
"Randang atau rendang itu segera dikirim ke Aceh dan Sumut. Meski terkena bencana, namun Sumbar tetap bisa memasak randang untuk saudara-saudaranya yang terkena musibah di dua provinsi lainnya," kata Pimpinan Diniyyah Puteri, Fauzia Fauzan, Minggu (14/12/2025).
1. Pakai resep turun temurun 4 generasi

Resep rendang dibuat spesial untuk para korban banjir bandang yang kini masih bertahan di bawah tenda. Bantuan ini setidaknya bisa meringankan beban mereka.
Makanan khas Tanah Minang ini dimasak dengan resep Rahmah Yunisiyyah, seorang pahlawan nasional, yang juga dikenal karena keahliannya dalam memasak. Ia mampu membuat 42 macam sambalado. Resep Rahmah telah dijaga selama empat generasi.
"Untuk satu kilogram daging jika diolah jadi randang, maka diperlukan lima butir kelapa, dan tidak bisa kelapa sembarangan namun mesti dipilih," kata dia.
Dalam menjalankan misi kemanusiaan ini, Diniyyah Puteri Padang Panjang bekerja sama dengan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang dan Pesantren Hamka Maninjau, Diniyyah Wafa Care, dan Baitul Maal Merapi Marbabu. Juga melibatkan Bundo Kanduang, Bukit Surungan, Padang Panjang.
2. Prabowo jamin pemerintah perhatikan korban banjir Sumatra

Sebelumnya pada Jumat dan Sabtu (12-13 Desember) Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi korban bencana Sumatra. Kepala Negara menjenguk korban di Aceh dan juga di Langkat, Sumatra Utara.
Ia menerima berbagai laporan akibat dampak bencana, seperti warga yang kekurangan air bersih hingga kerusakan tanggul.
"Baik, saya datang melihat keadaan. Nanti kekurangan-kekurangan sudah dilaporkan kepada saya, kekurangan air bersih, perbaikan tanggul. (TNI) Angkatan Darat, Kepolisian, semua kekuatan kami, alhamdulillah Sumut sudah lebih baik sejak terakhir saya datang," kata Kepala Negara dalam keterangan resmi.
Prabowo memastikan, pemerintah tidak akan meninggalkan korban bencana karena setiap korban adalah bagian keluarga besar bangsa Indonesia.
"Saya akan terus memantau dari hari ke hari, minggu ke minggu. Mudah-mudahan kita akan membantu semua warga yang mengalami musibah. Akan kami bantu karena saudara-saudara adalah bagian dari kita semua. Kami tidak akan tinggalkan kalian sendiri," tegas Prabowo.
3. Korban bencana Sumatra bertambah jadi lebih dari seribu jiwa

Korban bencana Sumatra hingga Sabtu (13/12/2025) masih terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.006 korban meninggal dunia dan 217 lainnya masih dilaporkan hilang.
"Untuk data korban meninggal per hari ini dari data kami 996 jiwa korban meninggal secara umum. Hari ini, rekapitulasi tiga provinsi menunjukan angka 1.006 jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam jumpa pers Sabtu kemarin.

















