BNPT Fokus Antisipasi Radikalisasi di Ruang Digital

- BNPT fokus antisipasi radikalisasi di ruang digital sebagai tantangan terbesar dalam pencegahan terorisme.
- Pntingnya menjaga lingkungan kampus agar tidak terpapar paham radikal, baik secara konvensional maupun di ruang siber.
- Rektor UIN Walisongo Semarang mendukung upaya BNPT dalam memperkuat literasi kebangsaan di kalangan mahasiswa.
Jakarta, IDN Times – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Eddy Hartono, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa radikalisasi di ruang siber kini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam upaya pencegahan terorisme.
Sebab itu, dirinya mengingatkan pentingnya mengantisipasi proses radikalisasi di ruang digital.
1. Pentingnya menjaga lingkungan kampus

Kamis, (23/10) di hadapan sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Eddy menyampaikan, “Jadi itulah yang kita antisipasi saat ini adalah radikalisasi di ruang digital itu yang sekarang kita lebih fokuskan.”
Ia juga menekankan pentingnya menjaga lingkungan kampus agar tidak terpapar paham radikal, baik secara konvensional maupun di ruang siber.
"Sehingga di dalam proses itu jangan sampai terpapar oleh paham radikal terorisme baik secara konvensional maupun di ruang siber atau digital," ujarnya.
2. BNPT dan UIN Walisongo memiliki misi sama

Sementara itu, Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., menyatakan dukungannya terhadap upaya BNPT dalam memperkuat literasi kebangsaan di kalangan mahasiswa.
Menurutnya, kolaborasi ini sejalan dengan misi kampus untuk menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala bentuk ancaman ideologi kekerasan.
"Misinya adalah sama, punya tanggung jawab yang sama, seluruh paham-paham yang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia harus kita basmi," tegas Nizar.
3. BNPT berkomitmen membangun kolaborasi dengan pihak perguruan tinggi

Sebagai informasi, BNPT berkomitmen membangun kolaborasi dengan pihak perguruan tinggi untuk memperkuat daya tangkal generasi muda terhadap penyebaran paham radikal di dunia digital.
Hal ini sekaligus mempertegas peran kampus sebagai garda terdepan dalam membangun kesadaran kebangsaan di era teknologi. (WEB)


















