Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Budaya Tertib dan Antre Naik MRT Jakarta, Bisakah?

Instagram/@jktinfo
Instagram/@jktinfo

Jakarta, IDN Times - Kehadiran Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang baru diresmikan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo pada Minggu (24/3) lalu, disambut antusias oleh warga.

Hal tersebut terlihat dari tingginya animo masyarakat yang mencoba transportasi teranyar ini.

Sementara itu Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar menegaskan, budaya antre akan diterapkan pada siapa saja yang menggunakan transportasi massal andalan ibu kota tersebut.

Hal ini terlihat dari dibuatnya garis antrean penumpang dengan warna mencolok di pinggir peron atau di pintu masuk otomatis menuju ke dalam kereta.

Namun apakah situasi tersebut bisa bertahan dan menjadi budaya di tengah masyarakat?

1. Harus ada petugas yang selalu berjaga

Instagram/@jktinfo
Instagram/@jktinfo

Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan dirinya optimis masyarakat pengguna MRT bisa tertib dan antre saat masuk kereta, asalkan dibuat aturan yang tegas.

"Selain aturan yang tegas juga harus ada petugas yang selalu berjaga dan mengingatkan," kata Devie kepada IDN Times, Selasa (26/3).

2. Budaya antre perlu latihan

www.krl.co.id
www.krl.co.id

Meski demikian, budaya antre memang harus dilatih. Dia mencontohkan di Inggris butuh waktu 50 tahun agar masyarakat bisa terbiasa dengan kehidupan yang teratur dan disiplin termasuk mengantre.

"Dulu Inggris pernah membuat aturan tentang budaya antre dan setelah 50 tahun aturan tersebut akhirnya dicabut karena masyarakat sudah sadar dan terbiasa, bahkan saat terjadi bencana, misalkan di film Titanic terlihat penumpang antre dengan tertib saat mengantre naik sekoci padahal kapal sudah mulai tenggelam," paparnya.

3. Presiden Jokowi ingin bangun budaya tertib lewat MRT

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Presiden Jokowi menyampaikan, dalam uji coba MRT memang masih ada yang perlu diperbaiki. Hasil uji coba juga akan menjadi bahan evaluasi.

Namun, Jokowi menerangkan, yang terpenting dengan adanya MRT adalah masyarakat bisa belajar peradaban baru. Seperti belajar untuk lebih tertib lagi.

"Tapi yang paling penting menurut saya adalah peradaban baru. Membangun peradaban-peradaban baru bagaimana ngantre, bagaimana masuk ke MRT dan tidak terlambat, sehingga tidak kejepit di pintu," kata Jokowi di lokasi, Selasa (19/3).

4. Masyarakat harus terus disosialisasikan

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Melihat antusias masyarakat yang ingin mencoba MRT, Jokowi menyebutnya bisa menjadi peradaban baru di Indonesia. Ia pun meminta agar penggunaan transportasi umum disosialisasikan dengan baik.

"Ini budaya baru, ini peradaban baru, inilah yang akan terus dikenakan, disosialisasikan, sehingga masyarakat betul-betul tahu bagaimana MRT itu bergerak dari satu stasiun ke stasiun yang lain, dari titik satu ke titik yang lain," ujar Jokowi.

Share
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us