Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buka Kuliah PPG, Menag: Guru Jangan Ikut-Ikutan Kayak Pedagang

Menag Nasaruddin Umar
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat membuka perkuliahan perdana PPG Angkatan III 2025, di Ciputat, mengutip laman Kemenag, Rabu (3/9/2025). (Dok. Kemenag)
Intinya sih...
  • Menag ingatkan guru jangan ikut-ikutan seperti pedagang, fokus pada memintarkan murid
  • Peserta PPG Kemenag tahun ini naik 700 persen, total peserta mencapai 206.411 guru madrasah dan guru pendidikan agama
  • PPG guru PAI tuntas, juga diberikan kepada guru lintas agama dan madrasah, sejalan dengan Asta Cita Presiden untuk pembangunan SDM unggul
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan profesi guru harus dilihat dari empat kriteria penting.

Guru profesional, kata Menag, harus mampu belajar bagaimana belajar (learning how to learn), belajar bagaimana mengajar (learning how to teach), mengajar bagaimana belajar (teaching how to learn), dan mengajar bagaimana mengajar (teaching how to teach).

“Empat hal ini adalah fondasi profesionalisme guru,” pesan Menag, saat membuka perkuliahan perdana PPG Angkatan III 2025, di Ciputat, mengutip laman Kemenag, Rabu (3/9/2025).

1. Menag ingatkan guru jangan ikut-ikutan seperti pedagang

Menag Nasaruddin Umar
Menag Nasaruddin Umar saat jumpa pers usai evaluasi haji 2025 di Tangerang, Banten, Senin (28/7/2025). (Dok. Kemenag)

Dalam kesempatan itu, Menag mengingatkan guru agar jangan seperti pedagang, yang berorientasi mencari uang. Seorang guru harus berorientasi bisa memintarkan murid-muridnya.

"Banggalah menjadi seorang guru, teman-teman sekalian. Jangan minder ya. Menjadi seorang guru itu mulai sekali, halalan tayaiban, ya, rezkinya, insyaallah," kata dia.

"Maka itu jangan ikut-ikutan para pedagang, emang tujuannya mencari uang. Sedangkan guru itu tujuannya mulia. Bagaimana memintarkan anak orang, itu tujuannya, bukan cari uang. Kalau mau cari uang jangan jadi guru, jadi pedaganglah," sambungnya.

Menag menegaskan guru adalah pekerjaan yang paling mulia, memintarkan orang lain, sehingga bisa menjadi amal jariyah yang lebih baik ketimbang amal lainnya.

"Tetapi insyaallah pekerjaan yang paling mulia itu memintarkan orang yang bodoh, itu amal jariyah. Lebih kuat amal jariyahnya ketimbang pedagang membangun masjid. Seorang guru itu harus suci di langit dan suci di bumi," kata dia.

Memang, kata Menag, menjadi seorang guru tidaklah mudah. Karena itu, penting bagi seorang guru meniatkan mengabdi dan beribadah karena Allah Subhanallahuwatalaa. "Kalau tidak kuat lebih baik serahkan mandatnya, aku gak sanggup bapak. Maka itu, guru betul-betul melalui proses pemberkahan, tabaruk terhadap muridnya."

"Inilah yang saya harapkan kepada saudara-saudara sekalian. Jadilah guru, dan menjadi seorang guru itu suci, bapak ibu, teman-teman, tidak gampang. Sebelum orang lain masuk surga, maka guru harus masuk surga terlebih dahulu. Makanya profesi yang paling bagus adalah guru atau dosen," imbuh Menag, yang disambut tepuk tangan hadirin.

2. Peserta PPG Kemenag tahun ini naik 700 persen

Menag Nasaruddin Umar
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat akan membuka perkuliahan perdana PPG Angkatan III 2025, di Ciputat, mengutip laman Kemenag, Rabu (3/9/2025). (Dok. Kemenag)

Menag mengatakan afirmasi Kementerian Agama (Kemenag) terhadap guru madrasah dan pendidikan agama berbuah manis. Tahun ini, keikutsertaan mereka dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan meningkat drastis, angkanya mencapai 700 persen.

Kemenag mencatat, ada 29.933 guru yang ikut PPG dalam jabatan pada 2024. Tahun ini, total peserta PPG dalam jabatan mencapai 206.411 guru madrasah dan guru pendidikan agama.

Menag menyampaikan, lonjakan ini adalah capaian monumental yang membuktikan komitmen negara dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.

“Ini bukan sekadar angka, tetapi bukti keseriusan Kementerian Agama dalam menghadirkan guru yang profesional, berintegritas, dan siap menjadi teladan generasi bangsa,” kata Menag.

“Tahun ini kita mengalokasikan dana Rp165 miliar untuk PPG. Angka ini tidak kecil di tengah situasi efisiensi, tetapi ini adalah investasi strategis, karena kunci pembangunan bangsa ada pada pendidikan, dan pendidikan ada pada guru,” tegas Menag.

3. PPG guru PAI tuntas

Guru Madrasah
Ilustrasi guru madrasah bukan ASN (ANTARA FOTO)

Kemenag tahun ini juga telah menuntaskan PPG bagi 91.028 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam jabatan di sekolah. Artinya, PPG guru PAI tuntas tahun ini. Capaian ini adalah kali pertama dalam perjalanan PPG Kemenag.

Selain guru PAI, sertifikasi juga diberikan kepada guru lintas agama dan madrasah, meliputi 10.848 guru Pendidikan Agama Kristen, 5.558 guru Pendidikan Agama Katolik, 3.771 guru Pendidikan Agama Hindu, 530 guru Pendidikan Agama Buddha serta 94.736 guru madrasah.

Menag menjelaskan, pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terkait pembangunan SDM unggul, serta Asta Protas (Program Prioritas) Kemenag untuk mewujudkan pendidikan ramah, unggul, dan terintegrasi.

“Guru adalah profesi mulia. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh, aku hanya diutus sebagai muallim (pengajar)’,” ungkap Menag, menegaskan pentingnya penghargaan negara terhadap peran guru.

Menag juga berpesan agar guru memandang PPG sebagai ruang transformasi, bukan hanya syarat administratif.

“Dengan sertifikasi ini, kami berharap Bapak-Ibu guru semakin berintegritas, profesional, dan menjadi teladan generasi penerus bangsa,” tegas Menag.

4. Fleksibilitas belajar dan Kurikulum Berbasis Cinta

Kemenag
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, saat acara pembukaan kuliah PPG di Ciputat, Rabu (3/9/2025). (Dok. Kemenag)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut PPG 2025 dirancang fleksibel, sehingga guru bisa menyesuaikan waktu belajar tanpa meninggalkan tugas mengajar. Program ini berbasis Learning Management System (LMS) yang bisa diakses daring maupun luring, serta tetap mendapat bimbingan dari dosen LPTK/PTKIN.

“Kami memastikan lulusan PPG tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki pemahaman keagamaan yang selaras dengan visi Kemenag, yaitu Kurikulum Berbasis Cinta,” jelasnya.

Dirjen juga mengingatkan esensi guru tidak hanya pada konten dan metodologi, melainkan pada jiwa yang mengajar. “Metodologi lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metodologi, dan jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri. PPG ini harus melahirkan guru dengan jiwa profesional dan pesan moral yang kuat untuk murid-muridnya,” tutur Amien.

Acara pembukaan PPG 2025 juga diawali dengan doa lintas agama. Para guru dari berbagai agama—Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha—memimpin doa bersama demi keselamatan bangsa. Momen ini menjadi simbol kuat persatuan dan harmoni dalam keberagaman, sekaligus penegasan bahwa guru agama, apapun latar keyakinannya, memiliki peran penting menjaga keutuhan bangsa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Rochmanudin Wijaya
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us

Latest in News

See More

Ombudsman akan Evaluasi Cepat Penanganan Demo dalam 2 Minggu

03 Sep 2025, 17:12 WIBNews