"Saya pertama mengira itu sound system (meledak)," ujar MI ketika berbicara kepada media di luar SMAN 72 Jakarta Utara pada sore ini.
Detik-detik Ledakan Terjadi di Masjid SMA 72 Jakarta Versi Siswa

- Siswa kelas X SMAN 72 Jakarta terkejut mendengar ledakan dari dalam masjid tempatnya menuntut ilmu pada Jumat (7/11/2025).
- MI mengaku baru kembali dari rumah sakit usai mendapat perawatan karena telinganya masih pengang.
- Wamenko Polkam, Lodewijk F. Paulus meminta publik untuk tidak terburu-buru menyimpulkan ledakan tersebut aksi teror dan adanya pelaku.
Jakarta, IDN Times - MI (16) siswa kelas X SMAN 72 Jakarta terkejut ketika mendengar ledakan dari dalam masjid tempatnya menuntut ilmu pada Jumat (7/11/2025). Ia duduk di bagian luar masjid untuk menunaikan salat Jumat.
Usai doa dipanjatkan oleh ustaz, tiba-tiba terdengar bunyi ledakan dan terlihat percikan api. Ia tak menyangka ledakan itu merupakan bom.
Ia lalu menanyakan ke teman-temannya apa yang baru saja meledak. Teman-temannya mengatakan ledakan itu berasal dari bom atau sound system yang meledak.
MI mengaku baru kembali dari rumah sakit usai mendapat perawatan. Ia mengatakan tak mengalami luka yang berarti.
"Cuma telinganya aja sih yang masih pengang," tutur dia.
Usai terjadi ledakan, MI tidak berani menyelamatkan beberapa temannya yang mengalami luka. Meskipun ia menyaksikan sendiri ada siswa yang wajahnya dipenuhi darah.
"Iya, saya lihat yang wajahnya udah penuh darah gitu ya. Beberapa teman saya juga ada yang luka. Tapi, gak tahu apakah itu karena terkena serpihan kaca," tutur dia.
MI mengaku sempat ditanya oleh prajurit TNI yang menunjuk ke seorang korban laki-laki yang tak mengenakan seragam sekolah. Hari Jumat, siswa SMAN 72 sehari-sehari mengenakan kemeja batik dan celana atau rok putih.
"Saya ditanya langsung oleh tentara, kenal siswa yang ini gak? Saya jawab gak tahu itu kelas berapa," katanya.
Santer beredar foto di media sosial, laki-laki muda yang ikut menjadi korban disebut sebagai pelaku peledakan.
Tetapi, Wamenko Polkam, Lodewijk F. Paulus usai meninjau lokasi di SMAN 72 meminta publik untuk tidak terburu-buru menyimpulkan ledakan tersebut aksi teror dan adanya pelaku.

















