Jelang Akhir Tahun COVID-19 Meroket, Menkes: Trennya Naik

Tiga sub varian Omicron kini mendominasi kasus COVID-19 RI

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan jika subvarian Omicron XBB yang muncul di Indonesia, membuat terjadinya lonjakan kasus COVID-19 dalam tiga minggu terakhir.

"Kita lihat (kasus COVID-19) naik terus, tiga minggu terakhir yang tadinya turun dari hari ke hari kita naik terus dari 18 persen kemudian 40 persen kemudian naik lagi 50 persen, jadi memang trennya naik, tapi belum sampai puncak," ujar Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11/2022).

1. Terjadi pola pergeseran subvarian Omicron

Jelang Akhir Tahun COVID-19 Meroket, Menkes: Trennya Naikilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam paparannya, Budi mengatakan jika berdasarkan pemeriksaan genomik surveilans, terjadi pergeseran pola subvarian Omicron.

"Di Indonesia mulai terjadi pergeseran, yang tadinya dominasi subvarian B.A.4 dan B.A.5, dalam dua minggu terakhir sudah terjadi dominasi dari subvarian di Indonesia," kata menteri berusia 58 tahun tersebut.

Baca Juga: Menkes Bicara Nasib Prokes setelah Pandemik Berakhir, Seperti Apa?

2. Tiga subvarian Omicron buat lonjakan kasus

Jelang Akhir Tahun COVID-19 Meroket, Menkes: Trennya NaikIlustrasi pemakaian masker kepada seorang pengemudi becak motor (bentor) yang melintas di Posko Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Budi menerangkan, kasus COVID-19 di Indonesia saat ini didominasi oleh tiga subvarian
Omicron yang memicu lonjakan kasus, yaitu BA.2.75, BQ.1, dan XBB.

"Kelihatan sekali subvarian XBB ini naik cepat sekali dalam dua minggu terakhir," ujar pria asal Kabupaten Bogor tersebut.

3. Subvarian XBB buat lonjakan kasus di Singapura

Jelang Akhir Tahun COVID-19 Meroket, Menkes: Trennya NaikIlustrasi Universal Studio, Singapura (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Budi menambahkan, subvarian XBB ini menjadi pemicu kenaikan kasus COVID-19 di Singapura. Sementara, varian BA.2.75 membuat lonjakan kasus di India, dan varian subvarian BQ.1 membuat kasus COVID-19 di Amerika dan Eropa mengalami hal yang sama.

"Di negara Singapura bahwa varian XBB ini sempat membawa kasus per harinya sampai 8.500. Sebagai perbandingan, Indonesia sekarang mungkin ada di sekitar 5.000-an, jadi Singapura dengan penduduk cuma 5 juta orang dibandingkan kita 270 juta, tinggi sekali," kata Menkes.

Baca Juga: Potensi Gejala Subvarian XBB, Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya