Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diterjang Polemik Dualisme, Akankah PPP Kembali Gagal di Pemilu 2029?

IMG-20250927-WA0042.jpg
Kericuhan terjadi di Muktamar X PPP di kawasan Ancol, Sabtu (27/9/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • PPP semakin tidak relevan jelang Pemilu 2029.
  • Ricuh di internal PPP menimbulkan asumsi negatif publik.
  • Kubu internal PPP terpecah versi Mardiono dan Agus hingga berujung ricuh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rifan menanggapi polemik soal dualisme kepemimpinan yang terjadi di intenal Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurutnya permasalahan yang terjadi saat ini justru akan memperparah peluang PPP pada Pemilu 2029 mendatang. Terlebih, kondisi PPP saat ini sedang berada di masa-masa kritis.

"Jadi, tantangan PPP ini sangat berat, ketika terjadi konflik yang luar biasa itu bahkan pecah kongsi, terjadi dua kepengurusan. Ini makin memperparah posisi PPP, karena posisi PPP ini bukan di bibir jurang, tapi sudah di jurang untuk menaikkan lagi ke atas ini tidak gampang," kata Ali saat dihubungi IDN Times, Senin (29/9/2025).

"Tantangan mendasarnya adalah bagaimana PPP lolos kembali ke Senayan, lolos parliamentary threshold dan ini tidak mudah. Karena dalam sejarah perpolitikan Indonesia partai yang terpental dari Senayan itu belum pernah ada yang bisa masuk lagi, khususnya pasca reformasi yang kita cermati," sambungnya.

1. PPP semakin tidak relevan

IMG-20250927-WA0033.jpg
Gelaran Muktamar X PPP (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Selain itu, Ali menilai PPP menjadi partai politik yang semakin tidak relevan jelang Pemilu 2029. Hal ini yang juga semakin mempersulit kondisi partai berlambang kakbah tersebut. PPP dihadapkan pada tantangan demografi pemilih di Indonesia yang berubah secara radikal. Di mana populasi saat ini didominasi oleh generasi muda, yang terdiri dari Gen Zdan milenial.

"Sehingga PPP juga harus adaptif dengan populasi yang ada. Setidaknya strateginya tidak bisa kemudian hanya memakai simbol-simbol kiai, simbol ulama," tutur dia.

Ali menuturkan, untuk mengantisipasi anjloknya suara di Pemilu 2029, PPP harus melakukan evaluasi dan berbenah. Salah satunya dengan peduli terhadap isu-isu anak muda.

"Tantangan PPP tentu soal pemilih kita yang makin pragmatis, makin kesini. Jadi pemilih kita itu sudah tidak lagi, kemudian mau hanya memilih partai berangkat dari variabel-variabel ideologis, patsun politik. Tapi mereka ingin partai itu menjawab persoalan mereka, partai menjadi problem solving. Partai punya program-program yang konkret yang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat," jelasnya.

2. Ricuh di internal PPP menimbulkan asumsi negatif publik

IMG-20250927-WA0036.jpg
Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono saat Muktamar X (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Ali menyebut, kericuhan yang terjadi saat PPP menggelar Muktamar X menimbulkan asumsi negatif publik. Citra PPP sebagai partai Islam justru tidak mencerminkan ideologi itu.

"Kalau terpecah begini asumsi publik itu negatif, partai yang kemudian dianggap representasi masyarakat Islam tetapi perilakunya kan tidak mencerminkan itu. Apalagi terjadi kericuhan sampai adu jotos. Ini sangat disayangkan," ungkapnya.

3. Kubu internal PPP terpecah versi Mardiono dan Agus hingga berujung ricuh

IMG-20250927-WA0045.jpg
Kericuhan terjadi di Muktamar X PPP di kawasan Ancol, Sabtu (27/9/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Adapun Muktamar X PPP berjalan ricuh karena kader terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama menginginkan agar Muhamad Mardiono kembali terpilih sebagai ketua umum. Semetara kubu kedua mendukung Agus Suparmanto.

Pecahnya dualisme kepemimpinan ini berujung pada saling klaim. Kedua kubu sama-sama mengumumkan terpilih sebagai Ketua Umum PPP melalui jalur aklamasi.

Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) X berlangsung ricuh di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025) sore. Kader PPP terlibat perkelahian adu jotos hingga lempar kursi.

Momen itu terjadi saat Plt Ketum PPP, Muhamad Mardiono bersama sejumlah pengurus menggelar jumpa pers bersama awak media di depan ballroom acara. Tak lama setelah berbicara, sekelompok kader PPP yang lewat mengganggu dengan meneriaki Mardiono.

"Perubahan, perubahan!," kata mereka.

Sontak teriakan itu memancing kelompok kader lain yang merupakan pendukung Mardiono.

"Woi ganggu woi, woi berhentikan itu lagi konpers," timpal kelompok kader lainnya.

Kedua kelompok dari kader PPP itu kemudian terlibat ricuh. Satgas keamanan dari PPP berupaya melerai. Ada pula sejumlah kader PPP melantunkan shalawat yang diharapkan dapat meredakan suasana. Namun keributan tetap terjadi selama sekitar 10 menit.

Mereka saling menyalahkan satu sama lain lantaran perbedaan pandangan jelang pemilihan ketua umum PPP. Terlihat kader PPP sekaligus Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin berupaya memisah keributan yang terjadi.

Tak berselang lama, ajakan berdamai Gus Yasin itu mendapat respons positif dari kader. Keributan pun berangsur bubar. Terdengar pula suara seorang kader meneriakkan agar para kader berdamai, "kita saudara, kita satu partai".

Keributan sebenarnya sudah terjadi saat Mardiono menyampaikan pidato pembukaan Muktamar X PPP. Kader PPP terpecah jadi dua kelompok. Satu kelompok ingin Plt Ketum PPP, Muhamad Mardiono kembali menjadi ketum. Kelompok lainnya, mendesak agar adanya sosok ketua umum baru menggantikan Mardiono.

"Ketua baru, ketua baru, ketua baru," ucap sejumlah kader.

"Lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan!," balas kader lain.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PPP, Mohamad Arwani Thomafi memastian, pemilihan ketum PPP baru akan diselenggarakan pada hari kedua Muktamar.

Muktamar X selama tiga hari ke depan, mulai Sabtu, 27 September sampai Senin, 29 September 2025.

Terdapat tiga nama potensial yang akan memperebutkan jabatan Ketua Umum PSI. Juru Bicara PPP, Usman M Tokan menyebut, nama pertama ialah Muhammad Mardiono. Ia didukung 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP untuk kembali menjabat sebagai ketua umum.

Usman menyebut, karena kuatnya dukungan kepada Mardiono, bukan tidak mungkin ia terpilih melalui jalur aklamasi.

"Bapak Mardiono yang sudah siap karena didukung oleh 33 wilayah. Sehingga beliau berkesempatan bisa menang, bahkan mungkin bisa jadi aklamasi,” ujar Usman saat dihubungi.

Selanjutnya, nama kedua calon ketua umum (caketum) PPP ialah mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto yang didukung mantan Ketua Umum PPP, Muhammad Romahurmuziy.

"Gus Rommy ini kan kita dengar berita dari mana-mana, beliau sempat ke Amran, lalu terakhir ke Agus Suparmanto. Jadi boleh dibilang beliau hari ini yang memotori dukungan,” ujar Usman.

Kemudian ketiga, ialah Husnan Bey Fananie yang juga mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Azerbaijan.

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

CEK FAKTA: Jebol, 500 Ribu Data Pribadi Sarfa Jaktim Dijual Hacker

29 Sep 2025, 15:41 WIBNews