DPR Desak Indonesia Perbanyak Ahli Radar di Tengah Perang Iran-Israel

- Utut Adianto menekan pemerintah RI untuk memperbanyak ahli radar dan metalurgi sebagai respons eskalasi Iran-Israel.
- Jumlah prajurit TNI RI saat ini adalah 480 ribu orang, dengan anggaran pertahanan sebesar Rp167,4 triliun.
- Utut merasa konflik Iran-Israel sangat bahaya, meminta semua pihak untuk mengendalikan diri dalam menghadapi situasi tersebut.
Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi 1 DPR RI, Utut Adianto, menekan pemerintah untuk memperbanyak ahli radar. Ini sebagai langkah serius menyikapi eskalasi yang kian memanas antara Iran dan Israel terlebih usai Amerika Serikat (AS) mulai ikut campur.
Utut mengatakan, AS mempunyai pesawat pengebom multiperan yang mampu membawa amunisi yaitu B-2 Stealth Bomber yang tak bisa terdeteksi radar.
"Jadi dia punya material. Jadi kita harus perbanyak ahli metalurgi, ahli ilmu IT, ahli radar, dan tentu on-lab itu. Kalau enggak sudah lah," kata Utut saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Senin (23/6/2025).
1. Berapa jumlah kekuatan prajurit TNI RI?

Lebih jauh, Utut mengungkapkan, jumlah prajurit RI saat ini 480 ribu orang terdiri dari angkatan darat (AD) sebanyak 370 ribu orang. Angkatan udara (AU) 40 ribu, dan angkatan laut (AL) 70 ribu orang.
"Nah sekarang ini yang saya sampaikan, Menhan. Ternyata kalau melihat begini mohon maaf, nanti Panglima, Menhan, para kepala staf. Masih perlukah konfigurasi personel seperti itu," kata dia.
Dia menambahkan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini memiliki anggaran sebesar Rp167,4 triliun. Anggaran itu, kata dia, dibelanjakan untuk kebutuhan alutsista.
Kendati demikian, Utut mengaku tidak bisa mengungkap apa saja alutsista yang telah dibeli RI karena termasuk rahasia negara. Hal ini juga telah menjadi perintah Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menjaga rahasia negara.
"Dibelanjain apa saja kita nggak boleh tahu Pak. Karena menurut putusan Mahkamah ini. Yang isinya orang pintar semua, dan Beliau ini wakil Tuhan di dunia. Kita wajib mematuhi. Jadi enggak boleh tahu. Karena kalau DPR tahu nanti potensi ada cross-cutting kepentingan," kata Ketua Fraksi PDIP itu.
2. Sudah feeling konflik Iran-Israel bahaya

Utut mengaku sudah memiliki feeling yang kuat terkait eskalasi di kawasan Timur Tengah yang melibatkan antara Iran dan Israel. Ia memprediksi, konflik bersenjata kedua negara sangat bahaya.
Pasalnya, dia mengatakan, perang senjata antara Iran dan Israel telah berlangsung selama dua minggu. Ia membaca bila ketegangan itu berlangsung lama, maka sepatutnya diwaspadai. Kendati demikian, dia berharap ketegangan di kawasan Timur Tengah bisa segera mereda dalam waktu dekat ini.
"Kalau perang ini ya kita juga hanya membaca. Tapi kalau saya dari pertama sudah feeling ini bahaya. Kalau bisa lebih dari 2 minggu, could be very dangerous (bisa sangat berbahaya). Mudah-mudahan Jumat besok sudah selesai," kata Utut.
3. Minta semua pihak kendalikan diri

Utut juga mengajak semua pihak untuk mengendalikan diri. Dia mengatakan, RU sudah pasti mengutuk keras kekerasan yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Terlebih, saat ini AS mulai ikut campur.
"Saya di Rabu 16 Juni udah jumpa pers, bilang tolong semua mengendalikan diri. Kalau kutuk-mengkutuk jelas lah, kita kan bagaimana sih ya. Intinya itulah, ya kita menahan diri lah," kata dia.
Adapun Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran bahwa serangan kemungkinan akan terus berlanjut. Menurutnya, masih banyak target yang tersisa.
"Ingat, masih banyak target yang tersisa. Malam ini adalah yang paling sulit dari semuanya sejauh ini, dan mungkin yang paling legal, tetapi jika perdamaian tidak segera datang, kami akan mengejar target-target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan,” tuturnya.