Salut! 3 Event Banyuwangi Seluruhnya Masuk 100 CoE Nasional

Jakarta, IDN Times - Meskipun kota kecil, namun Banyuwangi punya event yang paling banyak masuk 100 Calendar of Event (CoE) Wonderful Indonesia. Hebatnya, event-event tersebut masuk secara berturut-turut. Ada tiga event yang masuk CoE Wonderful Indonesia. Di antaranya Banyuwangi Ethno Carnival, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), dan Gandrung Sewu.
1. Ada kriteria khusus yang harus dipenuhi

"Event yang masuk CoE WI itu kriterianya dilihat dari cultural values, comercial values, dan konsistensi. Jadi sudah dilakukan berapa tahun, dengan report yang bagus. Baik itu direct dan indirect impact," ujar Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Kebudayaan Taufik Rahzen, Senin (24/12).
Taufik yang juga menjadi Tim Kurator CoE WI ini menjelaskan, Banyuwangi termasuk daerah yang paling konsisten menggelar event. Terlebih, semuanya dikemas dengan apik yang berpotensi mendatangkan wisatawan.
"Untuk masuk top 100 Calendar Event nasional, sebuah event harus bersaing dengan lebih dari 200 event lain se-Indonesia. Dan Banyuwangi ini sangat kreatif. Dalam setahun bisa membuat 77 event yang menarik," ujarnya.
2. Event harus berkelanjutan

Taufik menambahkan, untuk bisa bertahan dalam CoE WI, event harus berkelanjutan. Harus bisa menerapkan pengelolaan pre-event, on event, dan post event. Itu karena berkaitan dengan dukungan para sponsor agar memberikan nilai untung dan memberikan keuntungan.
"Sehingga penyelenggaraan event benar-benar berkualitas. Tidak asal-asalan sehingga tidak memberikan efek apapun pada ekonomi masyarakat," pungkasnya.
3. Tiga event utama banyuwangi

Pertama, ada Banyuwangi Ethno Carnival merupakan salah satu acara terbesar di Banyuwangi. Event ini bahkan sudah disejajarkan dengan acara ternama kelas internasional dari Indonesia.
Acara yang sering disebut BEC ini adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Setiap tahunnya memiliki tema yang berbeda-beda. Rute yang dilalui adalah dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati Banyuwangi melewati jalan-jalan protokol Kota Banyuwangi sepanjang 2,2 kilometer.

Event kedua, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) yang merupakan tur balap sepeda yang digelar sejak 2012. ITdBI diikuti para pembalap dari puluhan negara asing. Seperti Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.
Rute yang ditempuh ITdBI mengelilingi wilayah Banyuwangi dan mendaki Gunung Ijen, yang terkenal di dunia dengan fenomena api birunya.

Event ketiga adalah Festival Gandrung Sewu merupakan acara tarian tradisional yang menampilkan 1000 penari secara masal. Acaranya digelar di pinggir pantai. Ribuan penari tersebut menarikan tari gandrung dengan kompak. Event ini selalu sukses ditonton ratusan ribu orang wisatawan.
Selain menarikan tarian Gandrung, mereka juga menarikan tarian tradisional Banyuwangi lainnya. Seperti gending Kembang Pepe, Seblang Lukento, Sekar Jenang, Sondreng-sondreng dan Kembang Dirmo.
4. Kemenpar akan rancang strategi pemasaran yang tepat

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, standard yang deterapkan dalam CoE WI ini akan memunculkan cultural values dan commercial values dari setiap event. Khusus commercial values, harus dihitung nilai ekonominya, sehingga bisa diketahui dampak ekonominya kepada kesejahteraan masyarakat.
”Tugas utama Kemenpar selanjutnya adalah mempromosikan event tersebut. Serta bagaimana strategi dan memasarkan event agar memberikan nilai (value) dari segi budaya (culture) maupun ekonomi (commercial value),” kata Menpar Arief Yahya.