Fadli Zon Sebut Soeharto Tak Terlibat Pelanggaran HAM

- Fadli Zon menolak dugaan keterlibatan Soeharto dalam pelanggaran HAM Mei 1998
- Soeharto mengundurkan diri pada Mei 1998 karena tekanan masyarakat, bukan dimakzulkan
- Fadli Zon membeberkan jasa Soeharto, termasuk dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan
Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, mengatakan, Presiden ke-2 RI Soeharto tidak terlibat pelanggaran HAM. Soeharto sendiri telah resmi mendapat gelar pahlawan dari Presiden Prabowo Subianto.
"Ya, tadi seperti Anda bilang, kan namanya dugaan. Iya, dugaan itu kan tidak pernah terbukti juga," ujar Fadli Zon di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/22/2025).
1. Bagaimana dengan peristiwa Mei 1998?

Saat ditanya soal dugaan keterlibatan Soeharto pada pelanggaran HAM pada Mei 1998, Fadli Zon balik bertanya.
"Pelanggaran HAM yang mana? Pelanggaran HAM yang mana? 98. Apa misalnya?" kata Fadli Zon.
2. Fadli Zon sebut Soeharto mengundurkan diri pada Mei 1998

Fadli Zon menyebut Soeharto tidak dimakzulkan, tapi mengundurkan diri sebagai Presiden RI pada Mei 1998. Meski demikian, Fadli mengakui, Soeharto mundur karena ada tekanan tinggi dari masyarakat.
"Semua sudah menjadi kenyataan sejarah ya. Jadi Pak Harto itu mengundurkan diri secara sepihak waktu itu tanggal 21 Mei tahun 1998 dan memang ada tuntutan dari masyarakat juga, tapi Pak Harto mengundurkan diri. Itu sudah menjadi fakta-fakta sejarah. Saya kira tidak ada yang bertentangan," kata dia.
3. Fadli Zon beberkan jasa Soeharto

Fadli Zon kemudian membeberkan jasa Soeharto. Semua peran Soeharto juga sudah dikaji sehingga layak mendapat gelar pahlawan nasional.
"Yang terkait dengan perjuangan Pak Harto dalam hal ini sudah dikaji. Antara lain, Serangan Umum 1 Maret, beliau ikut pertempuran di Ambarawa, ikut pertempuran 5 hari di Semarang, menjadi komandan operasi Mandala perebutan Irian Barat, ya, dan juga kiprah Presiden Soeharto dalam pembangunan 5 tahunan," ujar dia.
"Yang saya kira tadi juga sudah dibacakan, telah membantu di dalam pengentasan kemiskinan, memperbaiki ekonomi, apalagi ketika itu kita mengalami inflasi yang luar biasa sampai 600-an persen, pertumbuhan juga minus ya. Jadi banyak sekali, termasuk pendirian sekolah-sekolah yang luar biasa dan juga pada waktu itu menghentikan pemberontakan yang dilakukan melalui gerakan 30 September PKI," kata dia.



















