Wabup Termuda: Berpolitik, Millennials Tak Perlu Khawatir Modal

Cak Ipin dinobatkan MURI sebagai wabup termuda di usia 25

Surabaya, IDN Times - Terpilihnya Emil Elstianto Dardak sebagai Wakil Gubernur Jawa membuat ia harus meninggalkan jabatan Bupati Trenggalek. Secara otomatis, kursi itu akan diisi oleh wakilnya, Muhammad Nur Arifin alias Cak Ipin.

Meksi tak setenar Emil, sosok Cak Ipin juga menjadi perhatian saat memulai karir politiknya. Betapa tidak, di usianya yang sangat muda, 25 tahun, Cak Ipin sudah menjadi Wakil Bupati Trenggalek pada tahun 2016 lalu. Bahkan, saat itu Museum Rekor Indonesia mengganjarnya dengan penghargaan sebagai wakil bupati termuda di Indonesia. Walaupun tak lagi menyabet rekor MURI, dia juga dipastikan akan menjadi bupati termuda yang menjabat di Indonesia saat dilantik Februari 2019 mendatang, yaitu 28 tahun. Angka itu hanya terpaut 2 tahun dari pemegang rekor bupati termuda di Indonesia yaitu Ibnu Fuad, mantan orang nomor satu di Kabupaten Bangkalan.

Namun, usia nampaknya tak menjadi halangan bagi Cak Ipin untuk membongkar pandangan bahwa politik identik dengan kalangan yang sudah matang. Saat berkunjung ke kantor IDN Times, Surabaya, Cak Ipin membeberkan berbagai suka duka menjadi pejabat publik di usia yang masih belia. Berikut kutipannya:

Baca Juga: Emil Janjikan Jaminan Kecelakaan pada Nelayan Trenggalek

Wabup Termuda: Berpolitik, Millennials Tak Perlu Khawatir ModalIDN Times/Reza Iqbal

Apakah Cak Ipin memang memiliki obsesi untuk berpolitik sejak muda?

Sebenernya dulu saya malah orang yang asosial. Begitu masuk kuliah, semester pertama saya sudah ditinggal almarhum bapak. Jadi waktu itu fokus saya fokusnya ke keluarga bagaimana cara meneruskan bisnis keluarga. Karena dulu Bapak ngerintisnya gak gampang, bapak sama Ibu itu urbanisasi dari Trenggalek ke Surabaya sehingga saya lahir di Surabaya.

Bapak saya tukang becak, ibu buruh cuci panggilan. Dulu ada ketakutan, ini bapak sudah gak ada apa bisa usaha ini tetep exist? Jadi waktu itu fokusku ngurus keluarga. Tak ada pernah ada kepikiran untuk jadi politkus.

Lalu kenapa tiba-tiba kepikiran terjun ke dunia politik?

Saya waktu itu sempet usaha saya itu ke Jakarta. Waktu di Jakarta itu sempet ada rasa berontak. Maklum, masih muda. Ini usia saya masih segini kok sudah mikul beban keluarga bla bla segala macem.

Suatu saat di puncak masa kenalan itu saya teringat wasiat Bapak. "Nak, aku dulu ke Surabaya karena gak bisa makan. Kita sekarang bisa makan tapi saudara kita banyak yang gak seberuntung kamu sekarang. Suatu saat kita harus kembali ke Trenggalek."

Dari situ saya pulang ke Trenggalek, buka usaha di sana karena pengen buka lapangan pekerjaan. Nah pas sudah di buka, ternyata masih banyak yang pengangguran. Masak hidup di Trenggalek bener-bener sesulit ini? Ada apa?

Jadi Cak Ipin memulainya dari jalur sosial?

Iya. Saat itu mulai keluar saya ke masyarakat. Saya lihat data statistik, 60 persen warga Trenggalek itu petani. Kenapa kok petani gak makmur? Akhirnya kita sisihin sebagian keuntungan untuk bikin pelatihan pertanian organik.

Kami juga bantu melakukan advokasi petani, supaya meskipun lahannya gak besar tapi bisa ngehasilin duit besar. Nah itu keliling-keliling akhirnya orang mempresepsikan oh ini layak untuk diusung jadi bupati. Tahun 2012 saya balik ke Trenggalek. Setahun setelahnya menikah. Kemudian tahun 2015 saya nyalon dan terpilih.

Wabup Termuda: Berpolitik, Millennials Tak Perlu Khawatir ModalIDN Times/Reza Iqbal

Bagaimana dulu ceritanya bisa ketemu Mas Emil?

Ketemu mas Emil karena waktu itu lagi ada event. Ada sekumpulan anak muda yang aware terhadap kondisi masyarakat di pesisir. Di Trenggalek itu kalau gak musim ikan itu gak ada penghasilan. Terus kami bikin acara Prigi Fest karena nama pantainya pantai Prigi. Terus kita ngundang semacam tourism ambassadornya bu Arumi. Lalu mas Emil datang.

Karena mas Emil konfirm mau datang, kita tahu kan mas Emil ini doktor termuda se Asia Pasifik. Nah kenapa kita gak bikin panel saja. Jadi waktu itu panel bersama Pak Bupati, mas Emil, dan saya.

Di situ lah kita ngobrol. Ternyata mas Emil punya intens untuk jadi kepala daerah. Setelah Prigi Fest itu dia balik ke Trenggalek lagi, kemudian kita ngobrol lagi soal kemungkinan yang mendampingi dia. Waktu itu apa sama birokrat, sama politisi senior, atau sama pengusaha. Lalu mas Emil bilang kenapa gak sama elu aja bro?

Kenapa Cak Ipin akhirnya menerima lamaran Mas Emil?

Saya cuma ingin jadi anak muda yang gentle. Waktu itu kan saya lihat kondisi Trenggalek kok gini-gini aja. Tapi saya gak memilih untuk membuat status mencemooh pemerintah. Kalau saya lihat ada yang gak beres ya kenapa gak jadi bagian dari pemberesan itu?

Menurut Cak Ipin, apa pentingnya anak muda untuk terjun ke dunia politik?

Anak muda gak harus di dimensi politik elektoral, tapi kita masih punya peran untuk politik literasi, politik kebangsaan, politik sosial, kemasyarakatan.

Menurut saya mengesampingkan kemewahan masa muda itu seperti Bung karno. Saya tidak mau larut di dalam dunia khayal karena tahu rakyat saya miskin

Satu, minimal kamu punya energi untuk bergerak untuk melakukan terus. Menurut saya, semuanya itu berawal dari niat. Kalau kamu punya niat melihat pemerintahan itu ada yang tidak beres dan kamu ingin memperbaikinya, maka niat itu akan menjadi energi.

Seberapa besar modal yang dibutuhkan anak muda untuk terjun ke dunia politik?

99% Action 1 persen ya energi itu. Saya memang berangkat dari pengusaha. Jadi, sebagian keuntungan dari perusahaan saya sesuaikan untuk CSR. Tapi saya pernah pergi ke berbagai tempat saya bertemu banyak orang dalam scoop desa saya bertemu beberapa kepala desa yang dia cuma punya uang Rp10 juta atau Rp15 juta bekal dia jadi karyawan lalu dia berangkat maju untuk jadi kepala desa dengan idealismenya. 

Wabup Termuda: Berpolitik, Millennials Tak Perlu Khawatir ModalIDN Times/Reza Iqbal

Apakah panggung politik untuk anak muda terbuka lebar?

Sebenarnya itu bukan karena pemuda yang ingin bergerak tapi sorry to say sepertinya ada generasi tertentu yang ingin mempertahankan status quo sehingga tidak memberikan ruang bagi anak muda. Tapi saya sama Mas Emil buktiin sama-sama gak lahir dari keluarga yang punya basis politik tapi bisa menang.

Kalau kamu berhasil meyakinkan masyarakat untuk percaya, maka resource atau dana itu akan datang dari mana saja. Kalau kamu cuma diam di kamar lalu tiba-tiba keluar gambar kamu kamu nyalon jadi calon bupati atau walikota tanpa kamu pernah berbuat apa-apa. Ya gimana masyarakat bisa milih.

Soft skill apa yang diperlukan bagi anak muda yang ingin terjun ke dunia politik?

Yang pertama peka. Peka dengan realita kondisi masyarakat sekitar. Yang kedua bisa berkomunikasi dengan bahasa rakyat. Jangan memaksakan diri sebagai orang yang paling pintar memposisikan diri di atas mereka. Tapi ngobrol setara itu kayak gimana sih rasanya.

Wabup Termuda: Berpolitik, Millennials Tak Perlu Khawatir ModalIDN Times/Reza Iqbal

Apa suka dukanya jadi pemimpin di usia muda?

Dukanya gak sempet pacaran sama istri kan baru nikah. Menjawab gap akselerasi dan inovasi dengan tantangan birokrasi. Kita juga harus mikir gimana caranya gak ada anggaran tapi program ini harus jalan.

Kalau sukanya apa Cak?

Saya masih bisa futsal, masih bisa main bola, masih bisa nyanyi.

Apa gak menyesal mengorbankan masa muda untuk terjun ke dunia politik

Saya punya prinsip umur bisa jadi muda, tapi umur gak ada yang tahu batasnya. Sempat ngerasa takut juga. Mumpung masih muda masih cukup banyak energi. Dan saya ngerasa anak muda paling enak. Kalau gak perform masih bisa berkilah ya gak papalah kan masih muda.

Penghargaan tingkat dunia sudah dicapai, lalu PR apa yang dimiliki Cak Ipin saat ini sebagai wabup?

Sistem manajemen organisasi. Saya ngerasa masih belum jadi leader yang bagus. Saya ingin organisasi ini jadi dinamis. Bangun sistem anti korupsi.

Apakah ada rencana kembali mencalonkan untuk periode selanjutnya?

Di politik kan yang paling berkuasa rakyat. Jadi kalau misalnya rakyat menghendaki untuk lanjut tapi tidak diwujudkan rasanya ya tidak etis.

Baca Juga: 10 Potret Novita Hardini, Istri Wakil Bupati Trenggalek yang Memesona

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya