Gelar Lomba Robotik, Menag Harap Siswa Madrasah Tak Hanya Unggul Agama

- Semangat berkarya diajarkan dalam Al-Qur'an, umat Islam diharapkan mampu menjadi golongan yang terus membuat karya
- 616 tim ikut MRC 2025 dari berbagai jenjang madrasah di seluruh Indonesia, momentum kebangkitan inovasi madrasah setelah dua tahun vakum akibat pandemi
- Kompetisi terbagi dalam dua kategori: Robot Karya Inovasi dan Mobile Robot Labirin, menuntut perpaduan kreativitas, kecakapan teknologi, serta kesadaran terhadap kelestarian alam
Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, membuka kompetisi Madrasah Robotics Competition (MRC) 2025, Sabtu (1/11/2025). Nasaruddin mengatakan, siswa madrasah kini tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tapi juga teknologi.
“Anak-anak madrasah jangan hanya bisa mengaji dan berdoa, tapi juga harus mampu menciptakan robot, meneliti, dan berinovasi. Itu baru madrasah masa depan,” ujar Nasaruddin.
1. Semangat berkarya diajarkan dalam Al-Qur'an

Menurutnya, semangat berkarya juga diajarkan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan mampu menjadi golongan yang terus membuat karya.
"Kata ‘amal’ dalam Islam bukan sekadar melakukan sesuatu, tapi melakukan dengan perencanaan, perhitungan, dan kecermatan. Sama seperti robot, yang tak bisa bergerak tanpa sensor dan logika,” ucap dia.
Ia kemudian mencontohkan kecerdasan Nabi Sulaiman yang mampu menundukkan jin sebagai bukti manusia memiliki daya yang luar biasa.
"Kecerdasan manusia bisa menembus batas. Kalau anak-anak madrasah memadukan konsentrasi dan kontemplasi, mereka bisa melahirkan keajaiban-keajaiban baru,” kata dia.
2. Ada 616 tim yang ikut MRC 2025

Kompetisi MRC 2025 ini diikuti 616 tim dari berbagai jenjang madrasah di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut yang tersebar sejak kompetisi pertama kali diadakan pada 2015.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan penyelenggaraan MRC tahun ini menjadi momentum kebangkitan inovasi madrasah setelah dua tahun vakum akibat pandemi.
“Tahun ini kami hadir dengan semangat baru. Tema ‘Robotic Technology for a Green Future’ kami pilih untuk menegaskan bahwa teknologi juga harus berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” ujar Suyitno.
3. Ada dua kategori lomba

Tahun ini, kompetisi terbagi dalam dua kategori, yakni Robot Karya Inovasi dan Mobile Robot Labirin, yang menuntut perpaduan kreativitas, kecakapan teknologi, serta kesadaran terhadap kelestarian alam.
Suyitno menjelaskan, lomba robotik ini bukan sekadar ajang adu kecanggihan, melainkan juga ruang untuk menunjukkan kreativitas dan kepedulian terhadap isu lingkungan.
"Madrasah bukan hanya mencetak ulama, tapi juga calon ilmuwan dan insinyur yang berakhlak mulia," ucap dia.


















