Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Datangi KPK, Bahas Normalisasi Sungai

- Pemprov Jabar fokus penataan lingkungan
- Jabar fokus tangani banjir mulai 2026
Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan kerja ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (11/12/2025). Dia datang membahas sejumlah hal seperti normalisasi sungai, penyelamatan aset negara, hingga program penghijauan di wilayahnya.
“Saya bertemu bidang pencegahan normalisasi sungai, penyelamatan aset negara dan upaya kita melakukan penghijauan di areal-areal tanah negara. Kita kan mitra, ada kerja sama dengan bidang pencegahan,” ujar Dedi saat tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
1. Pemprov Jabar fokus penataan lingkungan

Politikus Gerindra itu mengatakan, fokus pemerintah Jawa Barat saat ini adalah penataan lingkungan dan konservasi. Dia mengatakan, telah meminta sejumlah pihak seperti PTPN, BBWS, hingga Kementerian PUPR untuk bersama memastikan aset di Jabar terlindungi.
“Fungsi sungai hutan dan perkebunan bisa berfungsi kembali, sehingga bencana terhindar," ujar dia.
2. Jabar fokus tangani banjir mulai 2026

Sebelumnya, pria yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memfokuskan program penanganan banjir di Bandung Raya dan kawasan sekitarnya mulai 2026.
Fokus ini dilakukan setelah penyelesaian penanganan banjir dilakukan di kawasan Karawang, Bekasi, dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor. Dedi Mulyadi mengatakan, penataan kawasan Bandung Raya tidak dapat ditunda, meskipun langkah-langkahnya sering memicu resistensi masyarakat.
"Kalau kita ingin menyelesaikan banjir secara komprehensif, maka penataan harus dilakukan sekarang. Memang pada musim kemarau penataan akan menimbulkan reaksi dan perlawanan, tetapi ini harus ditempuh," ujar Dedi dikutip Sabtu (6/12/2025).
3. KDM singgung alih fungsi lahan dan tempat wisata

Menurut dia, penanganan banjir Bandung Raya memerlukan kerja besar yang mencakup normalisasi sungai, pengerukan sedimentasi, pembenahan tata ruang, penanaman kembali kawasan pegunungan, serta menghidupkan kembali danau-danau alami yang kini telah berubah menjadi kawasan permukiman.
Dedi juga menyinggung banjir yang berulang di berbagai titik wilayah Kabupaten Bandung tidak terlepas dari kerusakan di kawasan hulu, seperti di Ciwidey dan Pangalengan.
Dia telah berkoordinasi langsung dengan Bupati Bandung guna menindaklanjuti temuan alih fungsi lahan yang menyebabkan meningkatnya volume dan kecepatan arus air.
"Saya ingatkan kepada pihak yang menebang pohon teh dan pohon lainnya untuk dijadikan perkebunan sayur. Inilah dampak dari yang Saudara lakukan. Semoga pelaku pengrusakan seluas 160 hektare itu segera ditahan," ujar dia.
Selain alih fungsi menjadi perkebunan sayur, Dedi juga menyoroti menjamurnya kawasan wisata yang mengubah daerah resapan air menjadi bangunan permanen. Banyak permukiman masyarakat juga masih berdiri di wilayah sepadan sungai, membuat rendaman air semakin parah saat debit naik.
Dedi menyampaikan tiga langkah penting yang akan dilakukan Pemprov Jabar untuk memulihkan kawasan Kabupaten Bandung, salah satunya mengembalikan tata ruang ke fungsi alam.
"Tata ruang harus dikembalikan ke fungsi alam. Ruang hijau harus diperbanyak meskipun pasti ada reaksi dan kemarahan karena banyak pihak selama ini menikmati fasilitas alam secara tidak tepat," kata dia.













