Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hari Pendidikan Internasional, UNESCO Dorong Penggunaan AI di Sekolah

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menetapkan Hari Pendidikan Internasional 2025 yang diperingati setiap 24 Januari, menyoroti peluang dan tantangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Maka negara anggota UNESCO diajak berinvestasi dalam pelatihan bagi guru dan siswa, agar teknologi digunakan secara bertanggung jawab di dunia pendidikan.

"Kecerdasan buatan menawarkan peluang besar bagi pendidikan, asalkan penerapannya di sekolah didasarkan pada prinsip etika yang jelas. Untuk mencapai potensinya secara penuh, teknologi ini harus melengkapi, bukan menggantikan dimensi manusia dan sosial dalam pembelajaran," kata Audrey, dikutip Jumat (24/1/2025).

"AI harus menjadi alat yang mendukung guru dan siswa, dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian dalam belajar serta kesejahteraan mereka,” sambungnya.

1. Dua per tiga siswa di negara berpendapatan tinggi gunakan AI

Ilustrasi. Siswa menyantap makanan bergizi gratis di SDN 2 Cibungur, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). (ANTARA FOTO/Abdan Syakura)

Audrey menjelaskan AI banyak digunakan di negara berpendapatan tinggi. Lebih dari dua per tiga siswa sekolah menengah sudah menggunakan perangkat AI untuk tugas sekolah.

Menurut Audrey, AI juga banyak digunakan guru untuk menyusun materi dan menilai tugas siswa. Meski demikian, para pendidik masih kekurangan panduan yang jelas tentang praktik-praktik.

2. Tujuh negara sudah kembangkan kerangka kerja atau program AI pada guru

Ilustrasi sejumlah murid menyantap makanan bergizi gratis di TK Merpati Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Menurut survei pada 450 lembaga yang dilakukan UNESCO pada Mei 2023, saat ini hanya 10 persen sekolah, dan universitas yang memiliki kerangka kerja resmi untuk penggunaan AI.

Pada 2022, hanya tujuh negara yang sudah mengembangkan kerangka kerja atau program AI untuk guru-guru mereka, dan hanya 15 negara yang memasukkan tujuan pelatihan AI dalam kurikulum nasional mereka.

Selain itu, banyak negara yang memberlakukan pembatasan penggunaan teknologi baru di ruang kelas. Menurut data terbaru UNESCO, hampir 40 persen negara kini punya undang-undang atau kebijakan yang melarang penggunaan ponsel di sekolah--naik dari 24 persen pada Juli 2023.

3. UNESCO juga tangani tantangan AI selama hampir 10 tahun

Ilustrasi pelajar di sekolah. (IDN Times/Sukma Shakti)

UNESCO juga menangani tantangan yang ditimbulkan AI selama hampir sepuluh tahun. Pada November 2021, negara-negara anggota UNESCO mengadopsi kerangka kerja global pertama, yang menetapkan standar etika dalam penggunaan AI.

UNESCO menerbitkan panduan pertama mengenai "AI Generatif dalam Pendidikan dan Penelitian" pada September 2023, serta dua kerangka kompetensi AI untuk siswa dan guru pada 2024.

Publikasi ini membahas peluang sekaligus risiko AI, sebagai langkah menuju penggunaan yang aman, etis, inklusif, dan bertanggung jawab. Publikasi ini mencakup saran untuk menetapkan batas usia 13 tahun untuk penggunaan AI di ruang kelas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Rochmanudin Wijaya
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us