Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Heboh soal Awan Jatuh di Kalteng, Ini Kata BMKG

Diduga Awan jatuh di lokasi pertambangan (ANTARA/HO-@Makassar_info)
Diduga Awan jatuh di lokasi pertambangan (ANTARA/HO-@Makassar_info)
Intinya sih...
  • BMKG: Gumpalan putih di Muara Tuhup bukan awan jatuh, tapi gumpalan uap
  • Gumpalan putih yang ditemukan diduga berasal dari kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia
  • Fenomena ini tidak berbahaya dan bersifat sementara, tidak perlu khawatir karena bukan tanda adanya gangguan alam

Jakarta, IDN Times - Baru-baru ini jagat maya dihebohkan oleh video amatir yang memperlihatkan sebuah gumpalan berwarna putih, yang dinarasikan sebagai awan jatuh di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Namun menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), benda putih yang ditemukan mengambang dari langit hingga perlahan turun ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya itu bukan awan jatuh, tapi diduga hanya gumpalan uap.

1. Awan tidak dapat jatuh ke permukaan sebagai gumpalan padat

Potret awan (IDN Times/Sunariyah)
Potret awan (IDN Times/Sunariyah)

Benda putih serupa awan tersebut ditemukan oleh sejumlah pekerja pertambangan di Muara Tuhup, dan terekam dalam video amatir berdurasi lebih dari satu menit yang beredar luas di berbagai kanal media sosial, sejak Jumat (15/11/2024) petang.

"Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan," kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani seperti dilansir ANTARA, Sabtu (16/11/2024).

Andri menjelaskan, awan tidak dapat jatuh ke permukaan sebagai gumpalan padat, karena partikelnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.

Hal ini dikarenakan awan adalah kumpulan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga tetap melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara.

2. Diduga kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis atau operasional

Potret awan (IDN Times/Sunariyah)
Potret awan (IDN Times/Sunariyah)

Partikel awan biasanya menguap sebelum mencapai tanah, terutama ketika terjadi perubahan lingkungan. Oleh karena itu, kata dia, fenomena dalam video tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis atau operasional.

Menurutnya, kondisi ini bisa terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang didukung oleh suhu rendah dan kelembapan tinggi, sehingga lingkungan tersebut mendukung pembentukan uap kondensasi.

3. Fenomena yang tidak berbahaya

Potret awan (IDN Times/Sunariyah)
Potret awan (IDN Times/Sunariyah)

Fenomena ini tampak seperti awan turun atau jatuh, karena gumpalan uap atau gas yang dilepaskan bergerak ke area yang lebih rendah akibat gravitasi atau densitasnya yang lebih berat daripada udara di sekitarnya.

"Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang. Namun, ini hanyalah efek visual, karena sebenarnya yang terlihat hanyalah gumpalan uap yang bersifat sementara,​​​​​" jelasnya.

BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan bersifat sementara sehingga masyarakat, khususnya yang ada di lokasi sekitar penemuan tidak perlu khawatir, karena ini bukan tanda adanya gangguan alam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us