Idrus Marham Berpotensi Jadi Calon Sekjen Partai Golkar Bersama Airlangga Hartarto?

Jakarta, IDN Times - Rapat pleno yang diselenggarakan oleh DPP Partai Golongan Karya (Golkar) pada Rabu 13 Desember lalu, memutuskan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum yang baru, menggantikan Setya Novanto yang sebelumnya sempat diemban Idrus Marham sebagai pelaksana tugas (Plt).
Pertanyaan yang menarik adalah, apakah Idrus Marham akan menjadi Sekjen yang keempat kalinya dengan mendampingi Airlangga? Mengingat dirinya telah mengawal Golkar sejak era Abu Rizal Bakrie (dua periode) dan Setya Novanto.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekjen DPP Golkar Dave Laksono menjelaskan bahwa Idrus Marham masih sangat mungkin menjadi orang nomor dua di partai beringin.
"Semua kemungkinan itu bisa. Pastinya nanti ditentukan oleh rapat formatur, bukan dipilih," ungkap dia kepada IDN Times di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).
Ketua umum yang nantinya diresmikan dalam Munaslub Golkar akan memiliki pengaruh besar dalam menentukan partnernya.
"Pasti akan banyak (pengaruh Airlangga). Kan Pak Airlangga sebagai ketua umum, Sekjen itu sebagai user-nya. Tetap harus sesuai dengan semangatnya pak Airlangga," tambahnya setelah diskusi dengan tema Setnov Effect.
Idrus Marham Santri Nahdlatul Ulama

Sebelum berkiprah di Partai Golkar, Idrus Marham dikenal sebagai santri Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan, 1962.
Sebagaimana dilansir situs resmi Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Idrus Marham menikahi seorang wanita bernama Ridro Ekasari pada umur yang ke-47, pada 2009.

Pernikahan yang digelar di Masjid Kubah Emas, Depok, dihadiri oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai saksi dari mempelai pria dan Jusuf Kalla (JK) sebagai saksi dari pihak perempuan
Politikus Partai Golkar tersebut sempat terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Repulik Indonesia (DPR-RI) periode 2009-2014.

Setelah mengundurkan diri di tengah masa amanahnya, ia menjadi Sekjen Golkar terhitung sejak 8 Juni 2011.
Pria yang menuntaskan studi doktoralnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 2009 ini, memulai karir politiknya sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada pemilu 1997.
Kemudian, Idrus terpilih sebagai anggota PDR tiga periode berturut-turut, yaitu 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014 untuk daerah pemilihan III Sulawesi Selatan.
Di antara kiprah politiknya yang gemilang adalah ketika dirinya menjadi ketua Panitia Khusus Hak Angket Bank Century.