Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jakarta Hujan Mikroplastik, Begini Respons Pemprov DKI

9e49ef0799378a8da56e91c63e0e23d4.jpg
Ilustrasi hujan di Jakarta. (Jakarta.go.id)
Intinya sih...
  • Sejak 2022, DLH DKI rutin memantau sebaran mikroplastik di Teluk Jakarta, sungai, dan danau bersama BRIN dan lembaga riset lain.
  • BPBD bersama DLH kini gencar mengedukasi masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
  • Selain hujan mikroplastik, Pemprov DKI juga menyoroti fenomena panas ekstrem yang belakangan terasa di Jakarta.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayangkan, hujan yang biasanya membawa kesejukan kini justru menyimpan ancaman tak kasatmata. Riset terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan adanya kandungan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta. Hal ini menandakan bahwa polusi plastik telah menyebar begitu luas hingga masuk ke siklus alam. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bergerak cepat menindaklanjuti hasil riset BRIN tersebut.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI langsung memperkuat langkah riset, pengawasan sumber pencemar, hingga edukasi publik. Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menegaskan bahwa temuan ini harus disikapi dengan kerja bersama, bukan kepanikan.

“Begitu hasil riset BRIN kami terima, DLH langsung berkoordinasi memperdalam kajian ilmiah dan memperkuat pengawasan di lapangan,” kata Asep dalam Media Briefing bertajuk “Isu Mikroplastik dalam Air Hujan dan Fenomena Cuaca Panas Ekstrem” di Balai Kota, Jumat (24/10).

1. Riset diperkuat, pengawasan diperluas

siaranpers_pemprov_dki-20251024132338_68r31l_886.jpeg
1. Riset diperkuat, pengawasan diperluasKepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dalam Media Briefing bertajuk “Isu Mikroplastik dalam Air Hujan dan Fenomena Cuaca Panas Ekstrem” di Balai Kota, Jumat (24/10). (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Sejak 2022, DLH DKI rutin memantau sebaran mikroplastik di Teluk Jakarta, sungai, dan danau bersama BRIN dan lembaga riset lain. Ada lebih dari 60 titik pemantauan setiap tahun untuk memastikan data yang dihasilkan bisa jadi dasar kebijakan lingkungan berbasis sains.

Peneliti Ahli Utama BRIN, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan bahwa mikroplastik bisa berpindah lewat udara dan turun bersama hujan, terutama di kota padat seperti Jakarta.

“Partikel mikroplastik sangat ringan sehingga bisa terbawa angin dan jatuh bersama hujan. Karena sifatnya lintas wilayah, pengendaliannya harus lintas sektor, dari hulu sampai hilir,” jelas Reza.

2. Edukasi dan kesiapsiagaan jadi kunci

siaranpers_pemprov_dki-20251024132336_779of0_348.jpeg
Media Briefing bertajuk “Isu Mikroplastik dalam Air Hujan dan Fenomena Cuaca Panas Ekstrem” di Balai Kota, Jumat (24/10). (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Sementara itu, Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DKI, Rian Sarsono, menilai riset BRIN jadi bagian penting dari sistem peringatan dini bagi pemerintah dan warga.

BPBD bersama DLH kini gencar mengedukasi masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Mereka juga menjalankan operasi modifikasi cuaca (OMC) bersama BMKG dan BRIN untuk menjaga kualitas udara, mencegah cuaca ekstrem, hingga menurunkan partikel berbahaya di atmosfer.

“Melalui OMC, kami berupaya mengendalikan polutan di udara, termasuk mikroplastik,” ujar Rian.

Dari sisi kesehatan, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes DKI, dr. Rahmat Aji Pramono, mengingatkan bahwa mikroplastik bisa masuk ke tubuh lewat udara atau makanan.

“Mikroplastik bisa memicu peradangan pada saluran pernapasan dan pencernaan, bahkan meningkatkan risiko gangguan jantung dan stroke,” ujarnya.

Rahmat menambahkan, mikroplastik banyak ditemukan dalam debu rumah tangga. Karena itu, masyarakat diimbau lebih rajin membersihkan rumah agar terhindar dari paparan.

3. Jakarta siapkan langkah hadapi panas ekstrem

siaranpers_pemprov_dki-20251024132337_hhaqxv_122.jpeg
Media Briefing bertajuk “Isu Mikroplastik dalam Air Hujan dan Fenomena Cuaca Panas Ekstrem” di Balai Kota, Jumat (24/10). (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Selain hujan mikroplastik, Pemprov DKI juga menyoroti fenomena panas ekstrem yang belakangan terasa di Jakarta. BMKG menyebut, kenaikan suhu ini dipengaruhi kombinasi perubahan iklim global dan faktor lokal seperti kepadatan aktivitas serta berkurangnya ruang hijau.

Asep mengatakan, Pemprov DKI tengah mempercepat adaptasi dan mitigasi iklim lewat program perluasan ruang terbuka hijau, penanaman pohon, dan pengendalian emisi dari transportasi dan industri.

“Jakarta tidak boleh hanya bereaksi setelah dampak terasa. Kami ingin kota ini tangguh, responsif terhadap perubahan iklim, dan berkomitmen pada keberlanjutan,” tegasnya. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridho Fauzan
EditorRidho Fauzan
Follow Us

Latest in News

See More

Fakta-Fakta Grup WA Mas Menteri Core Team Versi Pengacara Nadiem

27 Okt 2025, 14:34 WIBNews