Jemaah Lansia Diminta Tidak Forsir Tenaga Jelang Puncak Haji

- Jemaah haji lansia diimbau tidak memforsir tenaga menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
- PPIH menyiagakan petugas khusus untuk mendampingi jemaah lansia, risiko tinggi, dan penyandang disabilitas.
- Pendampingan menjadi elemen penting bagi seluruh jemaah agar dapat beradaptasi dan menjaga kebugaran selama ibadah haji.
Jakarta, IDN Times - Jemaah haji lanjut usia (lansia) diimbau agar tidak memforsir tenaga menjelang puncak haji. Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis Muhammad Hanafi mengatakan, medan ibadah terberat justru akan terjadi pada puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina sehingga stamina jemaah harus dikelola dengan baik sejak di Madinah.
“Ini baru langkah awal, justru nanti medan terberatnya itu adalah di Makkah, terutama saat Arafah, Muzdalifah, Mina. Jangan sampai sekarang mereka ini terforsir," ujarnya di Madinah, Arab Saudi, dilansir ANTARA, Selasa (6/5/2025).
1. PPIH siagakan petugas khusus untuk mendampingi jemaah lansia

Sebagai bentuk antisipasi, PPIH telah menyiagakan petugas khusus untuk mendampingi jemaah lansia, risiko tinggi, dan penyandang disabilitas. Langkah itu, kata Muchlis, merupakan bagian dari implementasi layanan haji ramah lansia dan inklusif yang kembali diusung pada musim haji 2025.
“Kita masih mengusung tagline ramah lansia, layanan yang inklusif. Petugas-petugas juga ada yang memang khusus menangani lansia ini,” katanya.
2. Diharapkan jemaah dapat memanfaatkan masa awal ibadah untuk beradaptasi

Ia pun mengatakan, pendampingan menjadi elemen penting bagi seluruh jemaah, tidak hanya lansia, tetapi juga mereka yang baru pertama kali ke luar negeri dan belum terbiasa dengan dinamika perjalanan internasional.
“Jangankan yang lansia ya, orang yang pertama ke luar negeri mungkin juga pasti akan bingung. Oleh karena itu, saya kira kuncinya adalah pendampingannya,” kata dia.
Ke depan, Muchlis berharap jemaah dapat memanfaatkan masa awal ibadah untuk beradaptasi dan menjaga kebugaran. Dengan demikian, mereka dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan khusyuk dan selamat.
3. Puncak ibadah haji yang diperkirakan berlangsung dalam cuaca panas ekstrem

Sebelumnya, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah telah mengimbau jemaah untuk menjaga kondisi fisik dengan memastikan istirahat yang cukup dan tetap terhidrasi, khususnya menjelang puncak ibadah haji yang diperkirakan berlangsung dalam cuaca panas ekstrem.
“Yang pertama adalah istirahat harus cukup. Jadi, jangan terlalu ngoyo untuk mengejar ibadah-ibadah sunah karena yang paling penting dari proses haji ini justru pada saat di Arafah (wukuf), bermalam di Muzdalifah, dan di Mina (melontar jumrah)," ujar Wakil KKHI Madinah, Yuni Anisa W.