Kasus COVID-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Jangan Kaget Sehari 30 Ribu

Epidemiolog menilai kasus COVID-19 harian bisa capai 40 ribu

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan masyarakat tak perlu kaget penambahan harian kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 11 ribu. Sebab, ia telah memprediksi sejak tahun lalu.

"Jadi 11 ribu itu sudah saya bilang dari tahun kemarin, jadi jangan kaget kalau ketemu 10 ribu, bahkan 20 ribu atau 30 ribu, tidak usah kaget," ungkap Dicky kepada IDN Times, Jumat (15/1/2021).

Diketahui, Indonesia selama dua hari berturut mencatatkan rekor penambahan harian kasus COVID-19. Pada Rabu (13/1/2021) tercatat ada penambahan 11.278 kasus positif virus corona, kemudian pada Kamis (14/1/2021) bertambah 11.557 kasus COVID-19.

Penambahan kasus tersebut membuat total jumlah kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 869.600.

1. Penambahan kasus diduga akumulasi Pilkada, demo hingga liburan akhir tahun

Kasus COVID-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Jangan Kaget Sehari 30 RibuCalon penumpang pesawat mengikuti tes cepat antigen di area Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (22/12/2020) (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dicky menduga lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air turut dipengaruhi sejumlah momentum. Mulai dari Pilkada 2020, demonstrasi, hingga momentum liburan Natal dan Tahun Baru.

"Apakah ini akibat nataru kemarin? Ya, ini sudah akumulasi, pilkada, ya demo," kata dia.

Ia menjelaskan transmisi virus corona di Indonesia telah mencapai tingkatan komunitas. Hal tersebut menurutnya mengakibatkan sulit mencari klaster penyebaran.

"Ibarat kebakaran, sudah di mana-mana," tegas Dicky.

Baca Juga: [BREAKING] Pecah Rekor Lagi! Kasus COVID-19 RI Bertambah 11.557

2. Estimasi terendah kasus harian di Indonesia sekitar 40 ribu

Kasus COVID-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Jangan Kaget Sehari 30 RibuIlustrasi ambulans (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Meski penambahan kasus virus corona harian di Indonesia sudah mencapai lebih dari 11 ribu, Dicky menilai itu belum data sebenarnya. Menurut perhitungannya, penambahan kasus COVID-19 harian bisa mencapai puluhan ribu.

"Yang terjadi saat ini, laporan kasus harian itu belum merepresentasikan, bahkan setengah dari kasus, estimasi terendah Indonesia yang ada di kisaran 40 ribu," ungkap Dicky.

Artinya, ia mengatakan, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah dalam hal pengetesan dan pelacakan. Dicky memaparkan Indonesia saat ini memerlukan minimal 200 ribu pengetesan per hari.

"Intervensi tes kita itu harus di kisaran 200 ribu per hari setidaknya, total nasional. Sekarang ini masih jauh banget, ini PR besar karena masih banyak kasus di masyarakat yang tidak terdeteksi," kata dia.

3. Ingat, vaksin COVID-19 hanya penunjang penanganan pandemik

Kasus COVID-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Jangan Kaget Sehari 30 RibuPetugas medis memperlihatkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac sebelum proses penyuntikan menyuntikan ke tenaga kesehatan di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/1/2021) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Pemerintah saat ini telah memulai program vaksinasi virus corona, dimulai dari tenaga kesehatan. Akan tetapi, Dicky menegaskan, penyuntikan vaksin saja tidak bisa mengatasi pandemik COVID-19.

Ia menjelaskan tahap awal vaksinasi saat ini baru memberikan manfaat pada individu, yakni mencegah sakit parah jika terkena virus corona.

"Posisi vaksin dia hanya menunjang, melengkapi, sebagai proteksi individu supaya tenaga kesehatan tidak sakit, agar tenaga kesehatan tidak kurang karena sakit, kan manfaat sekali itu," kata Dicky.

Sehingga, dia kembali mengingatkan, vaksinasi harus tetap dibarengi dengan pengetesan, pelacakan dan perawatan untuk mengatasi pandemik COVID-19. Selain itu, masyarakat juga perlu menerapkan 5T, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

4. Indonesia menempati posisi keempat negara di Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak

Kasus COVID-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Jangan Kaget Sehari 30 RibuIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan catatan World O Meters, Jumat (15/1/2021) pagi, total kasus positif virus corona di Asia telah mencapai 21.814.324 kasus. Indonesia, dengan total 869.600 kasus COVID-19, saat ini menempati peringkat keempat di Asia.

Berikut lima negara di Asia dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi:

  1. India: 10.528.508 kasus
  2. Turki: 2.364.801 kasus
  3. Iran: 1.311.810 kasus
  4. Indonesia: 869.600 kasus
  5. Irak: 606.186 kasus

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya