Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Tak Pakai Masker Saat Sambut Presiden Jerman, Ini Kata Menkes

Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyambut kunjungan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022)/Youtube Sekretariat Presiden

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyambut kunjungan Presiden Republik Federal Jerman, Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022).

Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, Jokowi tidak mengenakan masker di tengah kasus COVID-19 yang saat ini kembali naik.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, kebijakan pelonggaran pemakaian masker dapat dilakukan di luar ruangan. Sementara saat berada di dalam ruangan, masker tetap digunakan.

"Sebagai informasi, kita tetap konsisten. Di luar, kita bisa membuka (masker), tapi begitu masuk kembali ruangan diharapkan dan disarankan tetap memakai masker. Bapak Presiden dan tamunya pun demikian," paparnya di Istana Kepresidenan Bogor dipantau di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/6/2022).

1. Tetap waspada dan hati-hati

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama)

Menkes mengimbau agar masyarakat tetap waspada, karena Indonesia bukan negara agresif untuk membuka masker.

"Sesuai pesan Bapak Presiden, tetap waspada hati-hati. Di luar bisa buka masker tetapi begitu masuk ke dalam (ruangan), harus tetap pakai masker. Kalau di luar kerumunan yang banyak, pakai masker atau merasa badan tidak sehat, tetap pakai masker," imbau Menkes.

 

2. Puncak kasus capai 20 ribu per hari

Perawat tanpa APD lengkap sedang merawat pasien Corona di luar IGD RSUD RA Kartini Jepara. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Terkait kenaikan kasus penularan COVID-19, Budi mengakui, kasus COVID-19 memang sudah di angka seribu per hari. Ia memprediksi, puncak kasus COVID-19 di Indonesia akan mencapai 20 ribu per hari.

"Jadi kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4 dan BA.5 masuk, puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya. Kalau puncaknya 60 ribu kasus sehari, kira-kira nanti estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita 20 ribu per hari, karena kita pernah sampai 60 ribu per hari paling tinggi," paparnya.

3. Tingkat kematian dua subvarian baru Omicron rendah

Ilustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Meski demikian, Budi mengatakan, tingkat fatality rate atau kematian subvarian baru Omicron jauh lebih rendah dari Delta dan Omicron sebelumnya.

"Kita percaya bahwa nanti akan ada kenaikan kira-kira maksimalnya mungkin 20 ribu per hari satu bulan sesudah diidentifikasi. Jadi, (puncaknya) sekitar minggu ketiga atau keempat Juli, kemudian nanti akan turun kembali," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us