Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peru Setuju Militer AS Masuk pada 2026, Untuk Apa?

ilustrasi bendera Peru
ilustrasi bendera Peru (unsplash.com/saz26)
Intinya sih...
  • Peru ditetapkan sebagai sekutu AS non-NATO
  • AS dan Peru setuju lawan kriminal transnasional
  • Peru tetapkan keadaan darurat di perbatasan Chile
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Parlemen Peru, pada Senin (15/12/2025), menyetujui masuknya personel militer Amerika Serikat (AS) pada 2026. Namun, masuknya tentara AS dibatasi hanya untuk latihan gabungan dan pelatihan kepada personel militer dan polisi di Peru. 

Dalam persetujuan ini, tentara AS akan berada di Peru mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2026. Personel militer AS tersebut juga diperbolehkan membawa senjata api selama ditempatkan di negara Amerika Selatan tersebut. 

Sebelumnya, Ekuador berencana membuka kembali pangkalan militer AS di negaranya. Namun, dari hasil referendum, mayoritas rakyat Ekuador menolak pembukaan pangkalan militer AS.

1. Peru ditetapkan sebagai sekutu AS non-NATO

Menteri Luar Negeri (Menlu) Peru, Hugo de Zela mengonfirmasi bahwa AS sudah menetapkan Peru sebagai sekutu utamanya. Negara Amerika Selatan itu bahkan ditetapkan sebagai Sekutu Utama Non-NATO (MNNA). 

“Penetapan ini adalah sebuah gestur politik bahwa Peru adalah rekan yang dapat dipercaya dalam bidang keamanan dan pertahanan. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan privilese bagi tentara Peru dalam kerja sama dan akses untuk mendapat akses fasilitas militer dan keuntungan dari hubungan dengan militer AS,” paparnya, dikutip dari Mercopress.

Keputusan ini membuat AS dapat mempercayai Peru sebagai salah satu sekutu dekat. Sementara, unit tentara AS yang akan dikirim ke Peru, termasuk Angkatan Laut SEAL, pasukan urusan sipil, dan staf pendukung intelijen militer. 

2. AS dan Peru setuju lawan kriminal transnasional

Pekan lalu, Menlu AS, Marco Rubio bertemu dengan De Zela untuk membicarakan soal penguatan relasi keamanan AS dan Peru. Langkah ini untuk melawan kriminal terorganisir dan organisasi kriminal di Amerika Latin. 

“Washington berkomitmen kuat bekerja sama dengan Peru untuk menghambat aktivitas kriminal terorganisir di kawasan Amerika dan meningkatkan kerja sama pertahanan,” tuturnya, dikutip Anadolu Agency. 

Selain membicarakan soal pertahanan, AS dan Peru berdialog soal kerja sama penguatan pasokan mineral langka. Selama ini, Peru dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan mineral langka yang juga dibutuhkan oleh AS. 

3. Peru tetapkan keadaan darurat di perbatasan Chile

Pada akhir November, Peru mendeklarasikan keadaan darurat di sejumlah wilayah di perbatasan Chile. Keputusan ini didorong oleh maraknya aksi kriminalitas dan masuknya migran ilegal asal Venezuela. 

“Sudah ditetapkan keadaan darurat di Tacna. Dengan ini, maka penerjunan personel militer akan dilaksanakan untuk menjaga perbatasan kami,” tutur Presiden Peru, Jose Jeri, dilansir EFE.

Sementara itu, sejumlah migran asal Venezuela memilih meninggalkan Chile menyusul kekhawatiran kemenangan calon presiden sayap kanan, Jose Antonio Kast. Ia diperkirakan akan mendeportasi paksa imigran asal Venezuela dari Chile. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

MK Baca Putusan Uji UU Hak Cipta yang Diajukan Ariel dan BCL Cs Hari Ini

17 Des 2025, 07:59 WIBNews