Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepala BNPB Doni Monardo Kunjungi Lokasi Banjir dan Longsor di NTT

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di hadapan sejumlah media di Samarinda (Dok. BNPB)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT) guna meninjau lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor. Kunjungan Doni hari ini dilakukan usai kunjungannya ke beberapa wilayah dalam rangka penanganan COVID-19 sebelumnya.

“Ini bukan kejadian pertama, di mana kami harus melakukan perjalanan maraton satu daerah ke daerah lain. Setelah kembali ke Jakarta, tak lama berselang harus bertolak lagi ke lokasi bencana yang baru. Nah, itu yang terjadi pagi ini,” ujar Tenaga Ahli BNPB, Egy Massadiah di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (5/4/2021).

1. Doni kunjungi NTT setelah rangkaian kunjungannya ke beberapa wilayah terkait penanganan COVID-19

Kepala BNPB Doni Monardo (Dok. BNPB)

Egy menyampaikan, sebelumnya Doni beserta rombongan baru saja melakukan serangkaian kunjungan terkait kebencanaan dan penanganan COVID-19. Perjalanan ke beberapa wilayah itu dilakukan sejak Selasa (30/3/2021) hingga Sabtu (3/4/2021).

“Mulai dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, berlanjut ke Mamuju, dan Palu. Esok harinya menuju Surabaya, lalu Bali. Sabtu kembali ke Jakarta, Minggu malam stand by di Halim untuk bertolak meninjau banjir bandang di Pulau Adonara, Flores Timur, NTT,” ujar Egy.

"Berhubung cuaca semalam di lokasi tujuan tidak memungkinkan, perjalanan diundur menjadi pagi ini, pukul 05.00 WIB," tambahnya.

2. Sebanyak 54 korban jiwa ditemukan akibat banjir dan tanah longsor di NTT

default-image.png
Default Image IDN

Sebelumnya, tanah longsor di Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng terjadi pada Minggu, sekitar pukul 01.00 WITA, ketika daerah setempat diguyur hujan deras serta angin kencang yang berlangsung cukup lama.

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengatakan kondisi cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan banjir dan tanah longsor, hingga membuat kayu dan batu besar terseret dan menghantam pemukiman warga desa.

Hingga Minggu (4/4/2021) malam, tercatat 54 orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam ini.

"Jumlah korban longsor yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa hingga Minggu sore, ada 54 orang dari sebelumnya 20 orang, sementara ini upaya pencarian masih terus berlangsung di lapangan," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli dikutip dari ANTARA, Minggu (4/4/2021).

3. Pencarian korban masih terus dilakukan akibat banjir bandang

default-image.png
Default Image IDN

Selain menelan korban jiwa, puluhan rumah di Desa Nele Lamadiken beserta berbagai barang berharga milik warga setempat juga ludes diterjang longsor. Ia mengatakan saat ini upaya pencarian korban masih terus berlangsung di lapangan, oleh petugas dengan dukungan berbagai elemen masyarakat setempat.

"Ada korban meninggal juga yang ditemukan di Desa Nobo yang berada di area bawah Desa Nele Lamadiken karena terseret banjir," kata Agustinus.

Agustinus mengatakan korban banjir bandang yang terjadi di titik lain, yaitu wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur yang ditemukan meninggal juga bertambah satu orang, sehingga menjadi empat orang.

Ia menambahkan pemerintah daerah bersama berbagai elemen masih terus bergerak di lapangan untuk menanggulangi dampak bencana, baik pencarian dan evakuasi korban, maupun penanganan korban yang selamat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us