Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepergian Mendadak Hamzah Haz Sang Kamus APBN Berjalan

Prajurit TNI mengusung peti jenazah almarhum Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz di Jalan Tegalan, Matraman, Jakarta, Rabu (24/7/2024). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Intinya sih...
  • Hamzah Haz wafat mendadak pada usia 84 tahun di kediaman pribadinya di Jakarta Timur
  • Anaknya, Nur Agus Haz, mengisahkan detik-detik ayahnya berpulang saat hendak salat duha
  • Ada perundingan keluarga terkait lokasi pemakaman, akhirnya diputuskan untuk mengikuti wasiat Hamzah Haz untuk dimakamkan di Bogor

Jakarta, IDN Times - Suasana rumah dua lantai di Jalan Tegalan, Matraman, Jakarta Timur pada Rabu (24/7/2024) pagi tiba-tiba riuh dengan lalu-lalang personel TNI dan kepolisian. Rumah itu adalah kediaman pribadi Wakil Presiden ke-9 RI, Hamzah Haz. Ia wafat secara mendadak pada Rabu pagi di usia 84 tahun. 

Konfirmasi meninggalnya Hamzah disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Benar, telah wafat Bapak Dr Hamzah Haz, pagi ini jam 09.30 di kediaman Tegalan," ujar Arwani dalam pesan pendek pada pagi tadi. 

Menjelang siang, akses jalan menuju Jalan Tegalan Raya ditutup sementara. Hanya tamu saja yang boleh mendekat ke area itu. 

Sejumlah pejabat tinggi pun terlihat hadir dan takziah ke rumah nomor 27 itu. Mulai dari Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Agus Harimurti Yudhoyono, Wakil Ketua MPR dan politisi PDI Perjuangan Ahmad Basarah, Jusuf "JK" Kalla, Try Sutrisno, Boediono, Gibran Rakabuming Raka hingga Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

1. Putra Hamzah Haz bercerita ayahnya meninggal saat hendak salat duha

Putra mendiang Hamzah Haz, Nur Agus Haz di rumah duka. (IDN Times/Santi Dewi)

Putra mendiang Hamzah Haz, Nur Agus Haz, mengisahkan detik-detik ayahnya berpulang. Nur mengatakan, ayahnya wafat ketika hendak salat duha. Pada pagi tadi, ia mengaku dihubungi oleh salah satu anggota keluarga bahwa sang ayah terjatuh dari tempat tidur.

Setelah itu, mantan wakil presiden itu tak sadarkan diri. Ia pun meminta agar ayahnya tidak dipindahkan sebelum ia tiba di rumah. "Kalau saya perhatikan, bapak bangun tidur, mau salat duha," ujar Nur kepada media di rumah duka pada hari ini. 

Ia menambahkan, biasanya Hamzah Haz selalu berpegangan ke lemari ketika hendak bangun tidur. Namun, pada pagi tadi, jangkauannya jauh. Akhirnya Hamzah Haz terjatuh dari tempat tidur. 

Nur juga membantah bila ada penyakit khusus yang diderita oleh sang ayah. Bahkan, malam sebelumnya, Nur masih berbincang dengan ayahnya. 

"Tidak ada (penyakit) sama sekali. Malam sebelumnya, masih sempat berbicara sama saya. Memang ada keluhan di lambung, tapi itu biasa saja. Bapak gak punya penyakit, gak ada," tutur dia. 

2. Hamzah Haz sejak lama meminta untuk dimakamkan di Bogor

Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Nur juga tidak menampik bahwa pihak keluarga sempat berunding dan bermusyawarah soal lokasi pemakaman. Ada anggota keluarga yang mengusulkan Hamzah Haz sebaiknya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata karena ia pernah menjabat sebagai wakil presiden. Tetapi, ada pula anggota keluarga yang mengusulkan agar jenazah Hamzah Haz dimakamkan di Bogor sesuai dengan wasiat yang pernah dibuatnya.

 "Akhirnya kami putuskan secara personal, kami mengikuti wasiat dari Bapak (dimakamkan di Bogor)," kata Nur. 

Tempat pemakamannya di Bogor merupakan area pemakaman milik keluarga. Upacara pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Hadi Tjahjanto sebagai instruktur. 

3. Hamzah Haz pernah dijuluki oleh para ekonom 'kamus APBN berjalan'

Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sementara, orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Hamzah Haz semasa hidup, mengenang sosok mantan wapres itu sebagai figur yang baik. Bahkan, ia dianggap mementingkan kepentingan publik dan ikut turun tangan ketika terjadi krisis APBN. 

Pelaksana tugas ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono, bahkan mengungkap Hamzah pernah dijuluki oleh para ekonom sebagai 'kamus APBN berjalan.'

Menurut Mardiono, Hamzah konsisten dalam memperjuangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar fokus kepada kepentingan publik.

"Dulu Beliau pernah dijuluki oleh kalangan ekonom kalau Beliau adalah kamus APBN berjalan. Kami ingat catatan mengapa Beliau mendapat julukan demikian. Jadi, semasa berkarier, Beliau selalu memiliki keberpihakan bagaimana membangun kesejahteraan publik," ujar Mardiono di rumah duka. 

Pandangan para ekonom itu ikut diamini oleh Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini. Ia memuji Hamzah karena berani mengambil kebijakan tidak populer yakni setuju terhadap kenaikan harga BBM. 

"Dua puluh (20) tahun lalu Hamzah Haz ikut turun gunung ketika terjadi krisis APBN. Pada pertengahan tahun 2000-an atau 2005 terjadi pro kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bahkan, hal itu bisa mengarah ke krisis politik. Pak Hamzah Haz terlibat langsung dalam lobi-lobi untuk mengatasi krisis APBN," ujar Didik di dalam keterangan tertulis pada Rabu (24/7/2024).

Dalam pandangan Hamzah, subsidi kepada barang adalah pemborosan. Harus diganti menjadi subsidi kepada orang.

"Meskipun tidak populer, kemudian ia menyetujui kenaikan harga BBM dengan alasan kenaikan tersebut sebagai pilihan rasional," imbuhnya. 

4. Jusuf Kalla puji Hamzah Haz politikus yang pegang teguh etika

Mantan Wakil Presiden, Jusuf "JK" Kalla. (www.instagram.com/@jusufkalla)

Hamzah Haz diketahui juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari periode 1998 hingga 2007. Dalam pandangan Wapres ke-10 dan 12, Jusuf "JK" Kalla, Hamzah adalah politisi yang memegang teguh etika.

"Almarhum itu mewariskan nilai-nilai bahwa berpolitik itu harus dengan etika. Tujuan utamanya demi kemajuan bangsa ini, bukan yang lain. Beliau tidak memaksakan kehendak sebagai wakil presiden," ujar JK di rumah duka.

Pernyataan JK itu seolah menyentil kelakuan para politisi yang akhir-akhir ini miskin etika dan cenderung menghalalkan berbagai cara. Kalimat itu juga diamini oleh Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini.

Ia mengatakan, Hamzah adalah seorang pemimpin yang matang dan pemikir. Dalam pandangan Didik, Hamzah menyukai gagasan-gagasan bangsa dalam bidang politik dan ekonomi. Seharusnya, gagasan tersebut menjadi diskusi di ruang publik.

"Hal itu berbeda dari kondisi zaman sekarang yang matang karena dikarbit, tidak menyukai pemikiran dan sekedar populer belaka. Selain itu, calon pemimpin tersebut masih menyukai mainan anak-anak," kata Didik. 

Di sisi lain, Hamzah kerap menulis pemikirannya di media besar nasional seperti Harian Kompas, Republika hingga Tempo pada tahun 1980-an dan 1990-an. 

5. Megawati kenang momen bersama ketika memimpin Indonesia

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (tengah) diapit putrinya, Puan Maharani (pojok kanan) dan ek Wapres Hamzah Haz pada 2019. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Hamzah Haz menjabat sebagai Wakil Presiden pada periode 2001 hingga 2004. Ketika itu, jabatan RI-1 diisi oleh Megawati Soekarnoputri. 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Mega sangat berduka dan sedih ketika mendengar kabar Hamzah wafat. Namun, ia tidak terlihat ikut takziah ke kediaman Hamzah. Kehadirannya diwakili oleh Ahmad Basarah. 

"Beliau adalah sahabat sejati yang bersama-sama ketika itu menangani krisis multidimensi," ujar Hasto pada hari ini. 

Ia kemudian mengisahkan kenangan bersama ketika memimpin Indonesia bersama Hamzah Haz. Mengutip pernyataan Mega, Hasto mengatakan Hamzah memiliki kode khusus seandainya tidak setuju dengan keputusan yang hendak dibuat. 

"Kalo saya mau mengambil keputusan, kalau sekiranya Pak Hamzah Haz tidak setuju, saya dikasih kode. Kodenya apa? Disepakati menjawil (menyentuh dengan ibu jari) tangan ibu (Megawati). Maka dalam beberapa kesempatan ketika ibu (Megawati) mau ambil keputusan, kalau ada kode dari Pak Hamzah Haz tersebut, maka rapat diskors dan kedua pemimpin berbicara," katanya menirukan kalimat Mega. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Sunariyah
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us