Kepsek SMP 2 Syahid Cilincing Akhiri Hidup di Sekolah

- Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 2 Syahid Cilincing berinisial W (48) ditemukan meninggal dunia di sekolah pada Senin (1/12/2025) pagi.
- Korban datang ke sekolah sejak Minggu (30/11/2025) sore dan ditemukan meninggal dunia di ruangannya.
- Polisi masih mendalami motif W yang diduga mengakhiri hidupnya, sementara ujian semester tetap berlangsung.
Jakarta, IDN Times - Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 2 Syahid Cilincing berinisial W (48) ditemukan meninggal dunia di sekolah pada Senin (1/12/2025) pagi.
Kanit Reskrim AKP M Fauzan Yonnadi menyampaikan, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga memeriksa saksi-saksi, mengamankan area sekolah, serta melibatkan Tim Identifikasi Polres Metro Jakarta Utara.
"Berdasarkan pemeriksaan sementara, terdapat tanda-tanda yang mengarah pada dugaan kematian akibat gantung diri. Namun demikian, penyebab pasti kematian baru dapat disimpulkan setelah proses autopsi selesai," ujar AKP Fauzan, Senin (1/12/2025).
1. Korban datang sejak Minggu

Sementara itu, Kapolsek Cilincing AKP Bobi Subasri mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, korban datang ke sekolah sejak Minggu (30/11) sore.
"Kepala sekolah datang ke sekolah hari minggu sekitar jam empat sore masuk ke ruangan. Setelah itu nggak pernah lihat lagi," kata AKP Bobi Subasri.
2. Korban ditemukan meninggal dunia di ruangannya

Korban kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di ruangannya. Korban ditemukan oleh salah satu petugas kebersihan saat hendak membuka ruangan.
"Tahu-tahu tadi pagi pas anak-anak mau ujian, salah satu saksi namanya Rika cek ke sana, sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," tuturnya.
3. Polisi dalami motif Kepsek akhiri hidup

Polisi saat ini masih mendalami motif W yang diduga mengakhiri hidupnya. Jenazah pun telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
"Sedang kita dalami untuk mengetahui motifnya," bebernya.
Untuk saat ini, ujian semester tetap berlangsung. Namun, ujian dipindahkan ke bangunan sekolah lainnya.
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444
Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online, yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.


















