Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Calon Haji Menabung Bertahun-Tahun demi Bisa ke Tanah Suci

Reka ka'bah yang ada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. (IDN Times/Santi Dewi)
Reka ka'bah yang ada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. (IDN Times/Santi Dewi)
Intinya sih...
  • Ratusan calon jemaah haji dari kloter Jakarta tiba di asrama haji Pondok Gede untuk persiapan keberangkatan ke Saudi.
  • Sapuroh (71 tahun) menabung selama 6 tahun, Kasmir (61 tahun) menabung selama 13 tahun untuk melunasi biaya haji.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Suasana aula di gedung serbaguna 2 Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur terlihat mulai ramai kembali pada Sabtu (3/5/2025) sore. Ratusan calon jemaah haji dari kloter Jakarta yang akan diberangkatkan ke Saudi pada Minggu (4/5) sudah tiba.

Sesuai aturan, 24 jam sebelum keberangkatan, calon jemaah haji diinapkan di asrama untuk memudahkan mobilisasi. Asrama haji di Pondok Gede menampung calon jemaah haji dari tiga provinsi, yakni Jakarta, Banten, dan Lampung. Namun, calon jemaah asal Lampung tetap diinapkan di asrama haji Lampung lantaran akan diberangkatkan dari bandara di Lampung. 

Selama di dalam aula, ratusan calon jemaah haji menjalani proses cek kesehatan akhir dan pemeriksaan dokumen. Mereka juga diberikan snack dan minuman sambil menunggu pembagian kamar di asrama. 

IDN Times sempat berbincang dengan beberapa calon jemaah haji yang tengah menunggu pengarahan. Sapuroh (71 tahun) berkisah, menunggu untuk bisa berangkat ke Tanah Suci selama hampir 6 tahun. Perempuan lansia itu menunaikan ibadah haji ditemani oleh putri sulungnya yang berusia 50 tahun. 

"Rasanya saya tuh antara gak percaya, girang, sedih pas ibu tahu nama ibu ada di daftar haji tahun ini. Karena Ibu pengen nemenin anak ibu yang tertua. Dia sendiri (naik haji)," ujar Sapuroh dengan mata berkaca-kaca. 

Ia mengaku sudah mulai menyetorkan ongkos naik haji sejak 2019. Sementara, putri sulungnya menyetorkan biaya sejak 2013 lalu. 

1. Mengumpulkan ongkos naik haji bertahun-tahun

Calon jemaah haji perempuan di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede. (IDN Times/Santi Dewi)
Calon jemaah haji perempuan di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede. (IDN Times/Santi Dewi)

Sapuroh mengakui tidak mudah untuk mengumpulkan ongkos naik haji. Pada 2019 lalu, setoran awal yang ia bayarkan mencapai Rp25 juta. Ibu tujuh anak ini kemudian menabung secara konsisten untuk melunasi biaya ongkos naik haji. 

"Tiap bulan kan dari anak-anak ibu suka kasih uang. Nah, ibu gak pernah makanin (uang bulanan). Ibu dapat uang arisan, ibu tabung di bank," kata Sapuroh sambil berurai air mata. 

Wajahnya berbinar ketika mengetahui namanya tercantum di daftar haji 2025 setelah melakukan pelunasan tahap kedua. Ia mengatakan, sepanjang proses awal menuju keberangkatan, tidak ada kendala berarti yang dirasakan. 

Selain Sapuroh, menabung selama bertahun-tahun juga dipilih oleh Kasmir (61 tahun). Ia menanti selama 13 tahun hingga akhirnya bisa berangkat ke Saudi tahun ini untuk menunaikan haji. Kasmir mengaku konsisten menabung selama belasan tahun hingga terkumpul Rp58 juta.

"Saya sudah menabung dari lama dan gak terasa. Ada uang sejuta masukin ke tabungan, ada uang Rp2 juta, masukin, begitu selama 13 tahun. Setelah nyampe, hanya tersisa ratusan ribu untuk dilunasi. Tapi, terakhir saya sudah masukin uang Rp1 juta," kata Kasmir.

Perjuangannya untuk melunasi biaya haji dilakukan seorang diri, di tengah upaya membiayai kuliah anak-anaknya. Kasmir mengaku beribadah haji dengan istrinya. 

2. Berharap bisa memanjatkan doa di depan Ka'bah

Calon jemaah haji pria di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede. (IDN Times/Santi Dewi)
Calon jemaah haji pria di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede. (IDN Times/Santi Dewi)

Kasmir pun berharap bisa memanjatkan doa langsung di depan Ka'bah. Ia ingin mendoakan semua keluarganya ketika tiba di Tanah Suci. 

"Saya ingin mendoakan anak, saudara, orang tua, terutama diri sendiri dan istri. Yang terpenting, kita tawakal untuk ibadah ini," kata Kasmir. 

Menyadari usianya yang sudah masuk lansia, Kasmir mengaku mengikuti anjuran dinas kesehatan dan puskesmas. Obat-obat yang dibutuhkan dibawa ke Saudi. 

Senada dengan Kashmir, Sapuroh juga ingin berdoa di depan Ka'bah agar kesempatan ibadah haji diperoleh anggota keluarga lainnya.

"Ibu pengen minta ke Allah agar anak dan cucu bisa ke situ (Saudi). Mau itu ibadah haji atau umrah," tutur dia. 

3. Gantikan ayah untuk ibadah haji

Pengarahan bagi calon jemaah haji di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. (IDN Times/Santi Dewi)
Pengarahan bagi calon jemaah haji di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. (IDN Times/Santi Dewi)

Kisah berbeda diceritakan oleh Salwa (31 tahun). Ia mengaku tidak memiliki rencana untuk bisa beribadah haji tahun ini. Salwa menggantikan ayahnya yang sedang sakit stroke untuk ke Saudi. 

"Gak ada rencana untuk ibadah haji. Saya gantiin untuk pelimpahan," ujar Salwa. 

Ia mengatakan, untuk pelimpahan haji hanya perlu mengurus dokumen ke Kementerian Agama.

"Surat pelimpahannya kita isi. Jadi, kuota hajinya itu akan diisi oleh ahli warisnya," tutur dia.

Salwa mendampingi sang ibu, Sadiah (52 tahun) yang juga ibadah haji tahun ini. Meski mendadak, tetapi sang ayah sudah menyiapkan biaya haji yang pada 2025 mencapai Rp56 juta. 

"Kan biaya itu sudah disiapin dari lama. Kalau memang belum jodohnya, ya buat anaknya," kata dia. 

Ia pun berharap proses ibadah haji yang dilalui tahun ini lebih lancar dan tak ada keluhan. "Semoga gak ada deh (keluhan), semoga ibadah kita di sana lancar dan gak ada kendala," ujarnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jujuk Ernawati
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us