Teror Bom di Sekolah Internasional, Komdigi Diminta Perketat Nomor Asing

- Komdigi diminta perkuat kerja sama lintas negara
- Cermin lemahnya lalu lintas digital lintas negara
- Polisi buru pelaku teror bom di Banten
Jakarta, IDN Times - Komisi I DPR RI memandang serius insiden teror bom di dua sekolah internasional di Banten pada Selasa (7/10/2025). Adapun, dua sekolah tersebut adalah Jakarta Nanyang School Pagedangan di Kabupaten Tangerang dan Mentari Internasional School (MIS) di Kota Tangerang Selatan.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan nomor asing.
"Kami percaya bahwa perlindungan terhadap ruang digital nasional adalah bagian integral dari keamanan negara, dan harus ditangani dengan pendekatan lintas sektor yang komprehensif," kata Dave Laksono kepada wartawan, Kamis (9/10/2025).
1. Komdigi harus perkuat kerja sama lintas negara

Selain itu, Dave mengatakan, Komisi I DPR RI mendorong penguatan sistem deteksi dini terhadap nomor internasional yang masuk ke jaringan nasional khususnya yang berpotensi digunakan untuk tindakan kriminal. Ia pun mendorong Komdigi agar meningkatkan kerja sama lintas negara dalam pelacakan sumber ancaman digital.
Komisi I DPR RI juga menekankan pentingnya penerapan verifikasi yang lebih ketat pada layanan pesan instan dan platform komunikasi digital guna mencegah penyalahgunaan oleh pihak anonim.
"Mendorong edukasi publik dan institusi pendidikan agar masyarakat lebih tanggap dan tidak mudah terintimidasi saat menghadapi ancaman berbasis digital," kata Legislator Fraksi Partai Golkar itu.
2. Cermin lemahnya lalu lintas digital lintas negara

Dave menilai, peristiwa tersebut bukan hanya mengganggu ketenangan publik, tetapi juga menyoroti tantangan nyata dalam pengawasan lalu lintas digital lintas negara.
Menurut dia, di era keterhubungan global, ancaman semacam ini dapat muncul dari mana saja, dan oleh karena itu, sistem keamanan siber serta tata kelola telekomunikasi kita harus mampu merespons secara cepat dan tepat.
"Komisi I DPR RI memandang serius insiden teror bom di Banten yang melibatkan penggunaan nomor asing, dalam hal ini dari Nigeria," kata Dave Laksono.
3. Polisi buru pelaku teror bom di Banten

Pelaku teror bom yang dikirim ke dua sekolah swasta di Tangerang Raya sempat meminta tebusan sebesar 30 ribu dolar AS. Diketahui, kedua sekolah tersebut yakni Nanyang School, Pagedangan, Kabupaten Tangerang dan Mentari Intercultural School, Bintaro, Kota Tangerang Selatan.
Teror bom di sekolah dikirim ke nomor WhatsApp resmi dan email resmi kedua sekolah bonafide tersebut pada Selasa (7/10/2025). Demikian isi pesan teror bom 2 sekolah internasional di Tangerang: Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak setuju untuk membayar kami senilai USD 30.000 ke alamat bitcoin kami.
Polres Tangerang Selatan, mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Cyber dan Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk memburu pelaku.
Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang mengatakan, perburuan itu dilakukan dengan mengidentifikasi melalui nomor telepon dan akun bitcoin yang dicantumkan pengirim.
"Sementara, didalami dan dilakukan langkah penyelidikan," ujarnya.