Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komdigi Siapkan Internet 100 Mbps di Wilayah Blank Spot

Meutya Hafid dalam acara "LIKE, SHARE, PROTECT: ANAK KITA DI DUNIA DIGITAL" di Gedung IDN HQ pada Senin (21/4/2025). (IDN Times/Alya Achyarini)
Meutya Hafid dalam acara "LIKE, SHARE, PROTECT: ANAK KITA DI DUNIA DIGITAL" di Gedung IDN HQ pada Senin (21/4/2025). (IDN Times/Alya Achyarini)
Intinya sih...
  • Pemerintah kini tengah menjalankan program penyediaan akses internet tetap hingga 100 Mbps.
  • Menteri Komdigi Meutya Hafid menjelaksan, pemerintah sudah menyiapkan spektrum baru yang bisa dialokasikan secara transparan kepada penyelenggara jaringan tetap.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, mengatakan, pemerintah kini tengah menjalankan program penyediaan akses internet tetap hingga 100 Mbps untuk penetrasi di wilayah tanpa jaringan serat optik atau blank spot, termasuk sekolah, puskesmas, dan kantor desa.

Data dari Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi menunjukkan, ada 86 persen sekolah atau setara 190 ribu unit masih belum mempunyai akses internet tetap, 75 persen puskesmas atau 7.800 unit belum terkoneksi dengan baik, 32 ribu kantor desa masih berada dalam zona blank spot, dan penetrasi fixed broadband baru menjangkau 21,31 persen rumah tangga di Indonesia.

"Ini adalah langkah kami dalam memastikan bahwa setiap kebijakan spektrum tidak hanya mengutamakan aspek regulasi, tapi juga membuka ruang seluas-luasnya untuk keterlibatan dan kesiapan industri," kata Meutya, dalam keterangannya, dikutip Senin (16/6/2025).

1. Siapkan spektrum baru yang bisa dialokasikan

Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (Dok. Daffa Ulhaq)
Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (Dok. Daffa Ulhaq)

Dia mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan spektrum baru yang bisa dialokasikan secara transparan kepada penyelenggara jaringan tetap.

Model jaringan yang akan diterapkan bersifat open access, artinya pemegang izin wajib membuka infrastrukturnya untuk digunakan bersama oleh penyelenggara telekomunikasi yang lain.

2. Proses seleksi operator akan dimulai

Dalam forum internasional “Machines Can See 2025” di Dubai, Meutya Hafid menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia (komdigi.go.id)
Dalam forum internasional “Machines Can See 2025” di Dubai, Meutya Hafid menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia (komdigi.go.id)

Peraturan Menteri sebagai landasan hukum dari program internet murah ini, kata Meutya, sudah melewati konsultasi industri selama lebih dari satu bulan.

Proses seleksi operator akan dimulai 2025. Dia mengklaim proses ini akan dilakukan skema yang transparan dan akuntabel, mengedepankan kesiapan teknologi dan komitmen untuk menyediakan layanan dengan harga yang terjangkau.

3. Pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan kehidupan ekonomi

Meutya Hafid dalam acara "LIKE, SHARE, PROTECT: ANAK KITA DI DUNIA DIGITAL" di Gedung IDN HQ pada Senin (21/4/2025). (IDN Times/Alya Achyarini)
Meutya Hafid dalam acara "LIKE, SHARE, PROTECT: ANAK KITA DI DUNIA DIGITAL" di Gedung IDN HQ pada Senin (21/4/2025). (IDN Times/Alya Achyarini)

Percepatan pemerataan digital nasional ini, kata Meutya, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pelantikannya. Meutya mengatakan, konektivitas digital adalah fondasi penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, dalam pidato pelantikannya, Presiden menyampaikan secara berulang pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us