Aceh: 408 meninggal, 36 hilang
Sumatra Barat: 241 meninggal, 93 hilang
Sumatra Utara: belum diketahui
Kowal TNI AL Kirim Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra, Ada 500 Bright Gas

- Warga Aceh antre berjam-jam untuk dapatkan gas elpiji
- AHY dapat laporan hingga 10 Desember listrik belum tersambung ke Aceh Tamiang
- Korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra nyaris capai 1.000 orang
Jakarta, IDN Times - Bantuan untuk korban banjir Sumatra terus dikirimkan dari Jakarta. Salah satunya dikirim oleh Korps Wanita TNI Angkatan Laut (Kowal).
Pada Jumat (12/12/2025), Kowal menghimpun donasi yang kemudian diwujudkan dalam bantuan yang disesuaikan dan masuk dalam kebutuhan mendesak di lapangan. Sejumlah bantuan yang didistribusikan meliputi 500 tabung Bright Gas seberat 5,5 kilogram, 100 unit toren penampung air bersih dan 50 instalasi. Kemudian, ada 1.350 pack air mineral, 10 bio septic tank, 1.000 handuk dan 1.000 pack alat sanitas dan alat kebersihan.
"Bantuan akan diangkut menggunakan KRI Surabaya-591 menuju ke tiga titik bencana di Sumatra," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Tunggul, di dalam keterangan tertulis pada Sabtu (13/12/2025).
Ia menggarisbawahi bantuan yang dikirimkan sejalan dengan kebutuhan riil masyarakat dan fase pemulihan. Bantuan itu diberikan secara simbolis oleh Pati Sahli KSAL, Sri Wahyuni, kepada Komandan KRI Surabaya-591, Kolonel Laut (P) Saifudin Zukhri.
Sri menyebut, kegiatan pemberian bantuan bagi korban banjir Sumatra merupakan wujud nyata dari arahan KSAL, Laksamana Muhammad Ali. Ia berpesan agar TNI AL menjadi garda terdepan dalam setiap operasi kemanusiaan dan hadir mengulurkan tangan ketika masyarakat menghadapi kesulitan.
"Kami Kowal mengumpulkan donasi di seluruh Indonesia untuk dapat meringankan beban saudara-saudara kita," kata Sri.
1. Warga Aceh antre berjam-jam untuk dapatkan gas elpiji

Kebutuhan terhadap gas elpiji yang tinggi diakui oleh warga Aceh. Bahkan, mereka rela antre berjam-jam untuk mendapatkan elpiji. Antrean juga terlihat di SPBU untuk mendapatkan BBM.
"Saya sudah ada di sini sejak jam 04.00 (subuh). Saya sudah antre, tapi tidak dapat (elpiji). Kalau saya gak apa-apa (gak dapat elpiji dan makan), tetapi kedua anak saya, itu anak yatim. Kan kami gak mungkin beli semuanya, mulai dari air hingga makan, dari mana uangnya," kata Fitri sambil meneteskan air mata.
Bahkan, ia menitipkan pesan agar situasi itu langsung ditangani oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem.
2. AHY dapat laporan hingga 10 Desember listrik belum tersambung ke Aceh Tamiang

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui, dalam kunjungan Rabu, 3 Desember lalu ke Kabupaten Aceh Tamiang, situasinya sangat parah. Dalam observasinya hampir semua infrastruktur, bangunan milik masyarakat dan pemerintah mengalami rusak berat.
Ia pun berpesan kepada jajaran Pemkab Aceh Tamiang untuk segera mendistribusikan sembako, karena masyarakat tak lagi memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarga.
"Kami juga ingin memastikan Kementerian Pekerjaan Umum di bawah kepala balai bisa bekerja secara efektif dan taktis. Mereka harus mampu segera menyambungkan Aceh Tamiang dengan daerah-daerah lain, antar kecamatan dan desa," ujar pria yang akrab disapa AHY itu.
Dia menyebut, di Kabupaten Aceh Tamiang banyak jembatan yang putus dan hancur, yang harus segera diperbaiki. Selain itu, masih banyak jalan yang tertutup lumpur.
"Karena itu, pengerahan alat-alat berat baik excavator, loader, bekho, dan semua alat utama yang dijadikan alat untuk membersihkan dan memperbaiki cepat harus dikawal bersama-sama," tutur dia.
AHY juga mendapatkan laporan dari Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi, listrik belum mengalir hingga Rabu lalu.
3. Korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra nyaris capai 1.000 orang

Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban jiwa dan jumlah pengungsi, akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra.
Hingga Jumat (12/12/2025), total korban meninggal dunia telah mencapai 992 orang, sementara 226 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
"Untuk korban hilang, kemarin di data kami itu 222 nama, hari ini bertambah 226 nama. Di Aceh, itu bertambah jumlah korban yang masih dilaporkan hilang," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers daring di Youtube BNPB.
Berikut rincian korban meninggal dunia di setiap provinsi:


















