Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hingga Kini Kuburan Masal Korban Tragedi PKI 1965 Masih Jadi Misteri

Sumber gambar: uk.gov.krd

Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan untuk mencari lokasi kuburan massal korban peristiwa 1965. Kuburan massal tersebut merupakan bukti sekaligus meluruskan sejarah terkait isu pembantaian pengikut PKI pada tahun 1965.

Dilansir BBC.com, (27/4), Luhut bertemu dengan Presiden di Istana, Jakarta pada hari Senin (25/4) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Presiden menghimbau agar kuburan tersebut dicari saja apabila benar-benar memang ada. Selama berpuluh-puluh tahun, banyak yang mengatakan bahwa ada ratusan ribu orang yang mati. Akan tetapi, hingga hari ini belum pernah ditemukan satu kuburan massal tersebut.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160427/pk-surabali-28051a8127575f92cd8abd13318063a2.jpg

Negara juga menutup kemungkinan akan meminta maaf terkait kasus 1965. Akan tetapi, permintaan maaf tersebut akan terbuka apabila ada pengungkapan fakta-fakta terjadinya pembunuhan massal pasca peristiwa di tanggal 30 September 1965. Fakta-fakta tersebut antara lain adalah data mengenai kuburan massal.

Pasalnya sampai saat ini pemerintah belum menerima data ataupun bukti sah yang bisa menunjukkan adanya peristiwa pembunuhan massal. Data yang ada hanya menunjukkan fakta mengenai peristiwa pembunuhan enam jenderal TNI Angkatan Darat. Oleh karena itu, pemerintah juga belum tahu harus meminta maaf kepada siapa.

Koordinator Komisi Orang Hilang terus melakukan pencarian kuburan massal korban peristiwa 1965.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160427/pk-bbc2-604e878a4904bdb5919595b0262ed695.jpg

Haris Azhar selaku Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mempersilahkan kepada pemerintah untuk memeriksa temuannya terkait kuburan massal korban peristiwa 1965. Konfirmasi Azhar tersebut merupakan jawaban atas pernyataan Luhut Binsar Panjaitan yang meminta bukti kuburan massal korban peristiwa 1965.

Haris bercerita bahwa pada tahun 2007, Kontras pernah melakukan investigasi langsung ke tempat-tempat yang diduga sebagai lokasi kuburan massal korban pembantaian tahun 1965. Dari hasil investigasi tersebut, Kontras mendapati 16 lokasi yang diduga sebagai lokasi kuburan massal. Lokasinya tersebar di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mereka pun juga mengumpulkan keterangan dan kesaksian perihal peristiwa eksekusi yang terjadi dari warga sekitar. Sayangnya, Haris enggan membeberkan dengan detail lokasi tersebut dengan alasan keamanan data. Selain itu mereka juga terkendala dengan masalah sumber daya manusia dan biaya.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160427/pk-bbc-49812d3b8a8c0096d16ded4464f8083e.jpg

Dari cerita seorang warga, setiap malam selalu ada tahanan yang dibawa ke tempat tersebut menggunakan truk yang hanya dikawal oleh beberapa tentara bersenjata. Usai tiba di lokasi, empat sampai lima tahanan disuruh turun dan menggali sebuah lubang.

Lalu seorang tentara menyuruh tahanan tersebut berdiri dan kemudian tentara mengeksekusinya. Setelah itu tahanan berikutnya akan disuruh turun, menutup lubang yang telah berisi mayat tahanan sebelumnya dan disuruh menggali lubang untuk dirinya sendiri. Begitu seterusnya sampai semua tahanan dieksekusi. Diperkirakan dalam satu lokasi tersebut ada 10 orang sampai 40 orang yang dikubur.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160427/pk-lip6-9e5b6316779fd05d9b415ed46ec51bb6.jpg

Haris mempersilahkan pemerintah untuk memeriksa mengenai kebenaran lokasi tersebut. Pasalnya bukti-bukti telah terjadi pembantaian di lokasi tersebut kemungkinan masih bisa digali lagi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal
EditorRizal
Follow Us