Lamban, Alasan KSAU Pesan Helikopter di Luar Negeri

Rencana Angkatan Udara memesan helikopter untuk tamu VVIP mendapat tanggapan dari PT Dirgantara Indonesia. Respon tersebut menyarankan pihak AU sebaiknya memesan produk lokal dibandingkan dari luar negeri. Tetapi hal ini ditanggapi oleh Kepala Staff Angkatan Udara, Agus Supriatna, bahwa lambatnya penyelesaian pesanan oleh PT Dirgantara Indonesia menjadi satu alasan TNI AU tidak memesan helikopter melalui Badan Usaha Milik Negara itu.

Agus menceritakan pada tahun 2012, TNI AU telah memesan sejumlah helikopter berjenis EC725 Caracal alias Super Cougar dari PTDI namun pesanan helikopter tersebut tidak datang sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Kontrak yang ditanda tangani berjalan selama 38 bulan tetapi terjadi kemunduran. Diketahui helikopter Super Cougar tidak cepat selesai karena terdapat pending item. Kelambatan tidak hanya ditunjukkan dalam pemesanan yang terjadi pada tahun 2012 tetapi juga pemesanan lainnya seperti pemesanan pesawat Super Puma yang juga pending dan hingga sekarang belum dapat dioperasikan.

Beberapa kali merasakan kelambatan dari pihak PTDI, KSAU memutuskan untuk memesan helikopter VVIP berjenis AgustaWestland AW101 dari luar negeri. Satu dari tiga helikopter telah dipesan pada bulan Juni lalu dan saat ini dalam tahap perakitan akhir di Italia. Rencananya akan dikirim ke Indonesia tahun depan. Di lain pihak, dilansir CNNIndonesia.com, Direktur Utama PTDI, Budi Santoso berharap presiden mau menggunakan produk PTDI karena dapat menjadi iklan terbaik bagi PTDI.