Kementerian Kependudukan Wisuda 2.822 Lansia Sepanjang 2024

- 2.822 lansia diwisuda oleh Kementerian Kemendukbangga/BKKBN selama 2024
- Indonesia memasuki struktur penduduk tua dengan jumlah lansia sebesar 11,75 persen pada 2023
- Studi menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental lansia agar tetap berkontribusi positif di lingkungan sekitar
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 2.822 lansia diwisuda oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN selama 2024. Pada wisuda Kamis, 18 Desember 2024, agenda ini dipimpin langsung oleh Menteri Kemendukbangga dan Kepala BKKBN Wihaji. Para lansia tersebut sudah mengikuti Sekolah Lansia binaan sepanjang 2024.
Wihaji mengatakan, salah satu quick win yaitu program Kemendukbangga/BKKBN adalah Lansia Berdaya. Kehadiran program dianggap cukup strategis karena Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population). Ini ditandai dengan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) sebesar 10,82 persen pada 2021, dan pada 2023 meningkat menjadi 11,75 persen, serta akan menjadi 20,3 persen di 2045 menurut data Badan Pusat Statistik, 2023.
"Kondisi ini kalau tidak diperhatikan akan menjadi masalah baru tentang bonus demografi. Oleh karena itu, dari program yang hari ini wisuda menjadi salah satu contoh dari kegiatan yang nanti akan kita tingkatkan menjadi lansia yang berdaya. Ini yang mau kita respons pasca-kegiatan wisuda lansia ini," kata dia, dikutip Jumat (20/12/2024).
1. Depresi lansia turun, peran produktivitas dan kesehatan mental penting

Usia lanjut tidak seharusnya menjadi penghalang untuk tetap produktif dan memberi manfaat. Menurut studi nasional BKKBN dan UNFPA pada 2022, banyak lansia yang lebih memilih tinggal di rumah dan melakukan hal baru, meskipun 73,9 persen di antaranya mengalami depresi.
Studi terbaru pada 2024 mengacu pada skrining lansia sederhana (Siklas) Kemenkes, menunjukkan prevalensi depresi lansia turun menjadi 64,4 persen.
Temuan ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental lansia agar tetap bisa berkontribusi positif di lingkungan sekitar.
2. Kesepian lansia berdampak pada kesehatan mental

Wihaji mengatakan, banyak dampak kesepian pada lansia ke kesehatan mentalnya. Maka perlu diketahui apa penyebabnya, seperti kesehatan dan aktivitas berkurang, sehingga psikologi pikirannya juga berkurang.
“Bisa melahirkan pikiran yang aneh-aneh, keputusasaan, sehingga salah satu sebab ini kita kasih jawaban. Kita jawab dengan kegiatan. Kegiatan itu kita sebut dengan Lansia Berdaya. Nanti ada beberapa hal yang berkenaan dengan kegiatannya,” kata dia.
3. Lansia Berdaya jawab bonus demografi

Dia mengungkapkan, kegiatan-kegiatan akan mengisi kesepian yang dialami para lansia. Sedangkan istilah Lansia Berdaya dianggap untuk menjawab bonus demografi di tahun emas 2045.
“Nanti kegiatan-kegiatannya lebih punya efek ekonomi lah kira-kira. Selain menjawab secara psikologis lansia, karena mengisi kesepian dan mengisi kebahagiaan,” katanya.