Pelonggaran Prokes, Inggris Serasa Tak Lagi Pandemik

Pemerintah Inggris tak lagi wajibkan penggunaan masker

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mencabut aturan penggunaan masker di tempat umum. Inggris juga akan menarik regulasi tentang paspor COVID-19 untuk acara-acara besar karena indikasi tingkat infeksi di sebagian besar negara Inggris.

Dikutip dari AP, Sabtu (22/1/2022), pelonggaran protokol kesehatan itu dilakukan sejumlah alasan dan berkaitan dengan kondisi di Inggris. Tapi, muncul narasi di media sosial yang menyebut Inggris tak lagi menganggap COVID-19 sebagai pandemik.

Padahal, isolasi selama lima hari penuh untuk pasien COVID-19 masih berlaku, walau dalam waktu dekat juga akan berakhir. 

Baca Juga: Efek Nocebo, Sugesti Efek Samping Vaksin COVID-19

1. Minta tangani COVID-19 seperti flu saja

Pelonggaran Prokes, Inggris Serasa Tak Lagi PandemikIlustrasi Inggris (IDN Times/Isidorus Rio)

PM Johnson dan Menteri Kesehatan Sajid Javid menyarankan pemerintah merencanakan periode pascapandemik agar COVID-19 bisa diobati seperti flu.

"Akan segera tiba saatnya kita dapat menghapus persyaratan hukum untuk mengasingkan diri sama sekali, sama seperti kita tidak menempatkan kewajiban hukum pada orang untuk mengisolasi jika mereka menderita flu," kata Johnson.

Tetapi, dia tetap meminta masyarakat berhati-hati dan menekankan pandemik belum berakhir.

Baca Juga: Inggris Akan Mulai Vaksin Booster untuk Usia 16-17 Tahun

2. WFH dan wajib pakai masker di sekolah tak lagi berlaku

Pelonggaran Prokes, Inggris Serasa Tak Lagi PandemikIlustrasi Suasana Inggris, UK (IDN Times/Anata)

BBC melaporkan, saran bekerja di rumah sudah tak lagi berlaku. Kewajiban menggunakan masker di Inggris dihapus sejak 19 Januari dan masker juga tak wajib digunakan di ruang kelas sejak Kamis 20 Januari.

Selain itu, tiket wajib COVID-19 tak lagi wajib diperlukan masyarakat untuk masuk ke acara besar mulai 27 Januari.

Pembatasan sebelumnya yang dilakukan pada Desember 2021 disebut untuk memperlambat penyebaran COVID-19 sembari mengulur waktu agar masyarakat dapat vaksin dosis ketiga atau booster.

Johson pun menjelaskan sudah lebih dari 90 persen lansia Inggris mendapat booster. Kala itu Johnson mengubah rencana penanganan COVID-19 di sana dengan istilah plan B atau rencana B.

3. Beralih dari rencana B ke rencana A usai vaksinasi booster digenjot

Pelonggaran Prokes, Inggris Serasa Tak Lagi PandemikPerdana Menteri Inggris Boris Johnson (ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville)

Melansir dari situs resmi Pemerintahan Inggris, kembalinya Inggris ke rencana A pada 27 Januari 2022 adalah karena vaksinasi booster yang dinilai baik. Akhir dari rencana B penanganan COVID-19 di negara itu juga dibarengi dengan dorongan agar masyarakat segera mendapat vaksin booster. 

Pada 8 Desember 2021, Johnson mengumumkan perpindahan rencana B menyusul meningkatnya varian Omicron, salah satunya dengan memperkuat booster.

Walaupun ada sejumlah pelonggaran seperti tak wajib menggunakan masker dan bebas tak bekerja dari rumah, Inggris tetap memberlakukan pedoman kesehatan masyarakat. Salah satunya tetap menggunakan masker saat ada di tempat ramai dan tertutup bersama orang yang tak biasa ditemui. 

Pemerintah beralasan telah mempertahankan keseimbangan dalam pendekatan kebijakan COVID-19 dan memperimbangkan kebebasan individu.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 Dunia Bertambah 70 Ribu

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Stella Azasya
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya