Lima Penyakit Paling Banyak Terdeteksi di Cek Kesehatan Gratis

- Anemia sampai obesitas jadi lima top masalah kesehatan
- Masalah kesehatan pada anak balita adalah gigi karies, anemia, stunting, gizi kurang, dan perkembangan tidak normal
- Pemerintah menargetkan 60 juta penerima manfaat dan cakupan penuh secara bertahap untuk seluruh rakyat Indonesia melalui CKG
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan 30 juta orang sudah mendapatkan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG), sejak diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada 10 Februari 2025.
Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi, mengatakan Kemenkes menemukan lima masalah besar kesehatan bayi, balita, dan dewasa.
"Untuk bayi baru lahir didapati lima masalah kesehatan tertinggi. Meliputi kelainan saluran empedu, berat lahir rendah, penyakit jantung bawaan kritis, hipotiroid kongenital, dan defisiensi enzim G6PD (kelainan yang menyebabkan tubuh kekurangan enzim pelindung sel darah merah)," kata dia.
1. Anemia sampai obesitas jadi lima top masalah kesehatan

Lima top masalah kesehatan di masyarakat adalah gigi karies, anemia, stunting, gizi kurang, dan perkembangan tidak normal.
"Dan untuk hasil pemeriksaan masyarakat dewasa, top lima masalah kesehatan tertinggi adalah kurangnya tingkat aktivitas fisik, karies gigi (gigi berlubang), obesitas sentral, kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas, serta hipertensi," kata Maria.
2. Targetkan 60 juta penerima manfaat Cek Kesehatan Gratis

Tahun ini pemerintah menargetkan 60 juta penerima manfaat dan cakupan penuh secara bertahap untuk seluruh rakyat Indonesia. CKG melibatkan puskesmas, posyandu, sekolah, klinik BPJS, kantor, dan komunitas.
"Dari 29,8 juta masyarakat yang sudah mendapatkan layangan kesehatan gratis, 5,9 juta di antaranya adalah peserta didik yang berasal dari 91.184 sekolah. Mulai dari jenjang SD hingga SMA, termasuk pesantren di 38 provinsi," katanya.
3. Yuk manfaatkan CKG

Endang mengimbau masyarakat agar memanfaatkan CKG dan mengubah gaya hidup dengan lebih banyak berolah raga, serta mengurangi makanan minuman manis, asin, dan berlemak.
"Kalau sudah diketahui hasilnya dan harus diobati, obatnya harus diminum untuk mencegah penyakit yang lebih berat,” kata Endang.