Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Tangani Balita Cacingan di Seluma Lewat Program Genting

Kunjungan lapangan BKKBN Provinsi Bengkulu kasus cacingan anak di Seluma, Bengkulu,  Rabu (17/9/2025) (Dok/Kemendukbangga-BKKBN)
Kunjungan lapangan BKKBN Provinsi Bengkulu kasus cacingan anak di Seluma, Bengkulu, Rabu (17/9/2025) (Dok/Kemendukbangga-BKKBN)
Intinya sih...
  • Anak diberikan asupan bergizi cegah risiko stunting
  • Anak menderita infeksi cacing Ascaris
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menyalurkan bantuan nutrisi dan memperbaiki rumah keluarga penderita cacingan di Kabupaten Seluma, Bengkulu. Langkah ini dilakukan melalui Program Genting (Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting) dengan melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Kasus cacingan tersebut menimpa dua orang balita kakak beradik, yakni, KNS (1 tahun 8 bulan) dan kakaknya, A (4). KNS dirawat intensif di RSUD dr. M. Yunus, serta A masuk ke RSU Ummi Bengkulu, pada Selasa (16/9/2025).

“Kasus cacingan seperti ini harus segera diintervensi karena berdampak langsung pada status gizi anak. Dengan nutrisi yang tepat, rumah yang sehat, serta fasilitas sanitasi memadai, diharapkan anak-anak Seluma dapat tumbuh optimal dan terhindar dari risiko stunting,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, dikutip Jumat (19/9/2025).

1. Anak diberikan asupan bergizi cegak risiko stunting jangka panjang

Kunjungan lapangan  BKKBN Provinsi Bengkulu kasus cacingan anak di Seluma, Bengkulu,  Rabu (17/9/2025) (Dok/Kemendukbangga-BKKBN)
Kunjungan lapangan BKKBN Provinsi Bengkulu kasus cacingan anak di Seluma, Bengkulu, Rabu (17/9/2025) (Dok/Kemendukbangga-BKKBN)

Sehari setelah masuk rumah sakit, anak penderita mendapat asupan gizi dari tim lapangan yang turun pada Rabu (17/9/2025).

Hal itu dilakukan untuk mencegah risiko stunting jangka panjang. Selain itu, rumah keluarga juga akan dibangun ulang agar layak huni, termasuk penyediaan jamban sehat sesuai standar.

2. Anak menderita infeksi cacing Ascaris

Asisten Deputi Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Linda Restaningrum, menjenguk langsung kedua pasien cacingan asal  Desa Sungai Petai, Kabupaten Seluma, Bengkulu (Dok. Kemenko PMK)
Asisten Deputi Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Linda Restaningrum, menjenguk langsung kedua pasien cacingan asal Desa Sungai Petai, Kabupaten Seluma, Bengkulu (Dok. Kemenko PMK)

Asisten Deputi Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK, Linda Restaningrum, menjenguk langsung anak-anak tersebut. Diagnosis medis menunjukkan kondisi pasien yang mengalami bronkopneumonia, anemia, gizi buruk, serta infeksi cacing Ascaris. Mereka juga sudah diberikan terapi obat serta perawatan intensif sesuai arahan dokter spesialis.

Linda mengatakan, respons pemerintah tidak hanya sebatas aspek kesehatan, tetapi juga menyentuh akar persoalan di hulu tingkat keluarga dan lingkungan. 

"Pemerintah pusat, pemerintah daerah dengan melibatkan BAZNAS segera berkolaborasi untuk bedah rumah dan perbaikan sanitasi. Selain itu BKKBN melalui program orangtua asuh telah mendapatkan orangtua asuh bagi kedua anak tersebut," kata dia.

3. KPAI dorong pembahasan RUU Pengasuhan anak

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra (Dok/Istimewa)
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra (Dok/Istimewa)

Sementara, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, mengungkapkan, setiap ada peristiwa seperti ini, negara diingatkan tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar yang harus dipeluhara negara.

"Negara terus diingatkan amanat Pasal 34 tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, sehingga harusnya tidak ada anak-anak yang mengalami cacingan," kata dia kepada IDN Times, Kamis (18/9/2025).

Dia mengatakan, perlu adanya intervensi hukum dengan menghadirkan Undang-Undang Pengasuhan Anak yang rancangannya telah diperjuangkan selama 15 tahun.

"KPAI mendorong adanya intervensi dari dalam dengan kehadiran RUU Pengasuhan Anak. Sudah 15 tahun di perjuangkan, masuk ke prolegnas, sampai keluar lagi dari prolegnas. Namun kesadaran pengasuhan semesta tersebut tak kunjung mendapat dukungan penuh pemerintah sehingga lepas dari pengesahan DPR," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Manyar Indopura 2025: TNI AU dan RSAF Latihan Bersama Evakuasi Korban

19 Sep 2025, 14:39 WIBNews