Mabes: Anggota TNI yang Buat Gaduh di Kemang Gunakan Senjata Revolver

- Anggota TNI Prada SA menggunakan revolver saat membuat kegaduhan di Kemang
- Prada SA bukan anggota TNI AD dari Kostrad, tapi bertugas di Kodam III/Siliwangi
- Anggota TNI tersebut sedang diperiksa di Denpom II Cijantung untuk diperoleh keterangan lebih lanjut
Jakarta, IDN Times - Kepala pusat penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Hariyanto mengatakan, jenis senjata yang dipakai oleh anggota TNI ketika membuat kegaduhan di Kemang pada pekan lalu adalah revolver. Sementara, inisial anggota TNI yang mengacungkan senjata kepada warga di Kemang adalah Prada SA.
Ia bukan anggota TNI AD dari Kostrad seperti klaimnya. Prada SA sehari-hari bertugas di Kodam III/Siliwangi.
"Yang bersangkutan betul anggota TNI AD dan berpangkat tamtama, inisialnya SA. Sedangkan senjata api yang digunakan jenis revolver," ujar Hariyanto ketika dikonfirmasi, Rabu (22/1/2025).
Ia mengatakan, saat ini anggota TNI tersebut sedang diperiksa di Denpom II Cijantung untuk diperoleh keterangan lebih lanjut. Hariyanto menambahkan, TNI bakal serius menelusuri perkara Prada SA mengacungkan senjata kepada warga sipil.
"TNI menanggapi serius setiap pelanggaran disiplin atau tindakan yang melanggar hukum oleh prajuritnya. Kami berkomitmen untuk menjaga disiplin dan profesionalisme di lingkungan TNI," tutur dia.
1. Aksi koboi prajurit TNI AD tak wakili institusi

Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana memohon maaf kepada masyarakat atas tindakan anggota mereka, yang membuat ketidaknyamanan. Ia menegaskan, aksi koboi prajurit TNI AD di Kemang tidak mewakili sikap instansi.
Aksi Prada SA terekam kamera dan viral di media sosial. Video itu menampilkan momen seorang pria mengamuk sambil mengacungkan senjata api ke petugas parkir. Ia diduga marah karena mobilnya terhalang bubaran pengunjung kafe.
2. Prada SA tinggalkan Kodam Siliwangi ke Jakarta untuk urusan keluarga

Sementara, ketika dikonfirmasi kepada Kapendam Siliwangi, Kolonel Infanteri Davy Darma Putra, disebutkan pada saat kejadian Prada SA meninggalkan kesatuan menuju Jakarta dengan alasan urusan keluarga.
"Kalau info dari satuannya, yang bersangkutan izin ke Jakarta untuk kepentingan keluarga. Kebetulan kan hari libur juga. Jadi, Jumat sore setelah jam kantor, yang bersangkutan izin berangkat ke Jakarta," ujar Davy kepada media pada Minggu kemarin.
3. Anggota Komisi I DPR minta penggunaan senjata diperketat

Sementara, anggota Komisi I DPR, Jazuli Juwaini, sudah meminta agar Mabes TNI membuat dan menerapkan kebijakan pengawasan yang lebih ketat terkait penggunaan senjata api. Jangan sampai senjata organik TNI disalahgunakan untuk tindak pidana kejahatan.
"Kami sangat prihatin. TNI adalah organ pertahanan yang dipersenjatai. Oleh karena itu, prajurit TNI harus lah orang-orang pilihan yang matang secara psikologis. Sangat berbahaya jika prajurit sembarangan menggunakan senjata dan mengabaikan SOP," ujar Jazuli dalam keterangan tertulis pada Minggu kemarin.
Apalagi, kata dia, bila prajurit TNI terjerumus ke dalam tindak pidana kejahatan.