Makna Sumpah Pemuda di Era Digital Menurut Gen Z

- Semangat persatuan tak boleh hilang meski sudah memasuki dunia mayaMenurutnya, di era yang serba cepat dan digital seperti saat ini, semangat persatuan tak harus selalu diwujudkan dalam bentuk fisik. Kolaborasi lintas daerah, lintas bidang, bahkan lintas negara dapat menjadi bentuk baru dari persatuan itu sendiri.
- Generasi muda tidak hanya menjaga semangat kebangsaanTegar Hanafi, menilai tantangan generasi saat ini bukan hanya menjaga semangat kebangsaan, tetapi juga menyiapkan diri menghadapi disrupsi teknologi dan perubahan dunia kerja.
- Generasi muda harus bisa berinovasi dan memiliki manfaat untuk sesamaSumpah Pemuda
Jakarta, IDN Times - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momentum bersejarah yang menjadi tonggak lahirnya semangat persatuan di kalangan anak muda. Kini, 97 tahun setelah ikrar itu diucapkan, makna Sumpah Pemuda terus berkembang seiring perubahan zaman dan tantangan generasi.
Bagi generasi Z, semangat Sumpah Pemuda tidak lagi hanya dimaknai sebagai seruan untuk bersatu dalam kebangsaan, tetapi juga sebagai dorongan untuk berinovasi dan beradaptasi di tengah derasnya arus teknologi dan globalisasi.
Salah satu generasi muda yang turut memaknai hal ini adalah Fahmi Maulana. Dia memandang Sumpah Pemuda sebagai sumber inspirasi untuk terus berkarya.
“Sebagai generasi muda, saya memaknai Hari Sumpah Pemuda sebagai pengingat pentingnya persatuan dan semangat juang para pemuda dalam membangun bangsa. Ini menjadi motivasi untuk terus berkontribusi positif bagi Indonesia melalui karya, inovasi, dan sikap saling menghargai perbedaan,” ujar Fahmi kepada IDN Times.
1. Semangat persatuan tak boleh hilang meski sudah memasuki dunia maya

Menurutnya, di era yang serba cepat dan digital seperti saat ini, semangat persatuan tak harus selalu diwujudkan dalam bentuk fisik. Kolaborasi lintas daerah, lintas bidang, bahkan lintas negara dapat menjadi bentuk baru dari persatuan itu sendiri.
Pemuda 25 tahun ini menambahkan, nasionalisme di kalangan anak muda perlu dipelihara dengan cara yang relevan dengan zaman.
“Agar terus memiliki rasa nasionalisme, generasi muda harus mencintai dan menghargai budaya sendiri, menjaga persatuan, berperan aktif dalam pembangunan, serta menggunakan ilmu dan teknologi untuk kemajuan bangsa tanpa melupakan nilai-nilai luhur Indonesia,” ucap dia.
2. Generasi muda tidak hanya menjaga semangat kebangsaan

Sementara itu, Tegar Hanafi, menilai tantangan generasi saat ini bukan hanya menjaga semangat kebangsaan, tetapi juga menyiapkan diri menghadapi disrupsi teknologi dan perubahan dunia kerja.
“Di tengah disrupsi dan perkembangan teknologi, menurut saya generasi muda harus bisa memiliki skill atau kemampuan lebih dari satu. Karena apa, karena perubahan adalah sebuah kepastian, sehingga harus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Namun tentunya hal ini juga harus mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk mengakomodir dan merangkul generasi muda demi Indonesia Emas 2045,” kata Tegar yang kini berusia 24 tahun.
3. Generasi muda harus bisa berinovasi dan memiliki manfaat untuk sesama

Menurut Tegar, Sumpah Pemuda kini harus dimaknai sebagai semangat untuk terus belajar, berinovasi, dan membangun jejaring yang bermanfaat. Ia meyakini, semangat gotong royong yang dahulu diwujudkan dalam perjuangan fisik kini dapat diterjemahkan melalui kolaborasi digital, ekonomi kreatif, hingga inovasi sosial.
Di tahun 2025 ini, generasi muda Indonesia dihadapkan pada tantangan yang berbeda dari para pemuda 1928. Namun, nilai-nilai yang diwariskan tetap sama: semangat, keberanian, dan tekad untuk memajukan bangsa.
Bagi Gen Z seperti Fahmi dan Tegar, Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan cermin untuk melihat peran mereka hari ini sebagai agen perubahan, yang mampu menjaga identitas bangsa di tengah dunia yang terus berubah.
Sumpah Pemuda memang lahir dari pena dan suara para pemuda 97 tahun silam, namun semangatnya kini hidup di genggaman tangan generasi era digital yang terus berjuang, bukan dengan senjata, tapi dengan gagasan, inovasi, dan kolaborasi tanpa batas.


















