Menhan Israel: Militer Kami Tak Akan Angkat Kaki dari Gaza!

- Israel tidak akan mundur sepenuhnya dari Gaza
- Klarifikasi soal Nahal dan reaksi Hamas
- Rencana perdamaian mengatur penarikan militer Israel
Jakarta, IDN Times – Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa militer Israel tak akan sepenuhnya angkat kaki dari Jalur Gaza. Ia menyebut pasukan akan tetap disiagakan di seluruh kawasan tersebut dengan alasan pengamanan wilayah. Pernyataan itu disampaikan Katz saat menjelaskan posisi militer Israel di Gaza pada Selasa (23/12/2025).
“Kami berada jauh di dalam Gaza, dan kami tidak akan pernah meninggalkan seluruh Gaza. Kami ada di sana untuk melindungi,” kata Katz, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam kesempatan yang sama, Katz juga memaparkan rencana pembentukan pos baru militer Israel di wilayah Gaza bagian utara. Rencana tersebut disampaikan Katz dengan menyebut peran unit khusus militer.
“Pada waktunya, kami akan mendirikan pos-pos Nahal di Gaza utara sebagai ganti pemukiman yang telah dicabut,” katanya. Unit Nahal dikenal sebagai satuan militer Israel yang menggabungkan penugasan sipil dan dinas wajib militer, serta memiliki rekam jejak panjang dalam pembentukan komunitas Israel.
1. Klarifikasi Israel soal Nahal dan reaksi Hamas

Tak lama setelah pernyataannya menuai kontroversi, Katz menyampaikan klarifikasi kepada Reuters. Ia menegaskan keberadaan unit Nahal di Gaza semata-mata ditujukan untuk kepentingan keamanan dan bukan bagian dari rencana membangun kembali permukiman.
Dilansir dari Asharq Al-Awsat, penjelasan tersebut muncul menyusul laporan media yang menafsirkan komentar awal Katz sebagai sinyal pembangunan permukiman sipil. Israel sendiri telah membongkar seluruh permukiman di Gaza sejak 2005.
Di sisi lain, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, langsung mengecam pernyataan awal Katz. Ia menilai pernyataan tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap kesepakatan gencatan senjata dan bertentangan dengan rencana perdamaian yang digagas Donald Trump.
2. Rencana perdamaian mengatur penarikan militer Israel

Pernyataan Katz dinilai berseberangan dengan rencana perdamaian yang didukung Amerika Serikat (AS) dan telah disepakati Israel serta Hamas sejak Oktober lalu. Kesepakatan itu mewajibkan penarikan penuh militer Israel dari Gaza sekaligus melarang pembentukan kembali permukiman sipil di wilayah tersebut. Meski begitu, rencana tersebut tetap membuka ruang bagi Israel untuk mempertahankan zona keamanan hingga Gaza dinyatakan bebas dari ancaman teror.
Komentar Katz disampaikan di tengah persiapan pertemuan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih. Sebelumnya, rencana perdamaian tersebut telah menghasilkan gencatan senjata pada Oktober serta pembebasan sandera yang masih hidup dari serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.
3. Pernyataan Katz disampaikan di pemukiman Tepi Barat

Pernyataan Katz itu disampaikan saat ia menghadiri sebuah upacara di pemukiman Beit El, Tepi Barat yang diduduki. Dalam acara tersebut, ia mengumumkan persetujuan pembangunan 1.200 unit rumah baru. Katz menyebut pemerintahan saat ini sebagai pemerintahan pemukiman dan menegaskan upaya mewujudkan kedaulatan. Ia juga mengatakan Israel kini berada dalam apa yang ia sebut sebagai era kedaulatan praktis.
Berdasarkan hukum internasional, seluruh pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dinyatakan ilegal. Pemindahan penduduk sipil oleh kekuatan pendudukan ke wilayah pendudukan dikategorikan sebagai kejahatan perang menurut Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Israel menolak pandangan tersebut dengan merujuk pada ikatan sejarah dan alkitabiah atas wilayah itu.



















