Burkina Faso, Mali, Niger Bentuk Aliansi Militer di Afrika Barat

- Peresmian United Forces of Alliance of Sahel States (FU-AES) diluncurkan oleh Presiden militer Mali, Jenderal Assimi Goita di pangkalan udara di Bamako, Mali dan dihadiri oleh Menteri Pertahanan dari ketiga negara.
- Tentara gabungan ketiga negara akan mencapai 5 ribu personel untuk membantu melawan instabilitas imbas terorisme di negaranya dan menyusul tensi antara AES dan Nigeria.
- Burkina Faso akhirnya bersedia membebaskan 11 personel militer Nigeria yang ditangkap karena masuk ke dalam teritori Burkina Faso tanpa izin.
Jakarta, IDN Times - Burkina Faso, Mali, dan Niger pada Senin (22/12/2025), mendirikan aliansi militer gabungan mirip NATO di Afrika Barat. Pendirian aliansi militer gabungan ini untuk bersama-sama melawan teroris dan meredam tensi politik di kawasan Sahel.
Beberapa pekan terakhir, situasi di Afrika Barat terus menegang imbas kudeta militer di Guinea-Bissau. Tak lama, percobaan kudeta militer terjadi Benin yang berhasil digagalkan oleh tentara setempat.
Situasi semakin tegang setelah ditangkapnya 11 personel militer Nigeria di Burkina Faso. Penangkapan tersebut karena pesawat tempur Nigeria yang terpaksa mendarat darurat itu masuk ke wilayah udara Burkina Faso tanpa izin.
1. FU-AES akan diperkuat 5 ribu personel militer
Peresmian United Forces of Alliance of Sahel States (FU-AES) diluncurkan oleh Presiden militer Mali, Jenderal Assimi Goita di pangkalan udara di Bamako, Mali dan dihadiri oleh Menteri Pertahanan dari ketiga negara. Pendirian FU-AES ini berfungsi untuk mengintegrasikan militer Mali, Burkina Faso, dan Niger.
Dilansir Africa News, tentara gabungan ketiga negara akan mencapai 5 ribu personel. Tentara dari Mali, Burkina Faso, dan Niger tersebut akan bersama-sama membantu melawan instabilitas imbas terorisme di negaranya.
Sebelumnya, ketiga negara pimpinan junta militer itu sudah mendirikan Alliance of Sahel States (AES) yang berfokus pada kerja sama imbas sanksi usai kudeta. Ketiganya juga sepakat keluar dari Economic Community of West African States (ECOWAS).
2. FU-AES dibentuk menyusul tensi antara AES dan Nigeria
Selain untuk menghadapi ancaman teroris, pendirian FU-AES ini didorong oleh semakin panasnya tensi antara Nigeria dan negara-negara anggota AES. Ketegangan tak lain karena masuknya pesawat pengangkut militer Nigeria ke Burkina Faso.
Ketiga negara itu mengkritisi intervensi Nigeria dalam menggagalkan percobaan kudeta militer di Benin. Nigeria diketahui sudah mengirimkan pesawat jet tempur dan tentara ke Benin atas permintaan dari Presiden Benin, Patrice Talon, dikutip dari Business Insider Africa.
Di sisi lain, junta militer di Mali, Burkina Faso, dan Niger punya pandangan negatif terhadap Prancis. Sedangkan Nigeria saat ini mendekatkan diri dengan Prancis untuk membantunya dalam melawan aksi kekerasan dan penculikan di negaranya.
3. Burkina Faso akhirnya bersedia membebaskan 11 tentara Nigeria
Pekan lalu, Burkina Faso akhirnya bersedia membebaskan 11 personel militer Nigeria yang ditangkap. Mereka ditahan karena dianggap masuk ke dalam teritori Burkina Faso tanpa izin.
Menteri Luar Negeri Nigeria, Yusuf Tuggar mengungkapkan permintaan maaf kepada Burkina Faso terkait kasus ini. Ia menyebut bahwa pesawat tersebut akan terbang ke Portugal dan mengalami masalah teknis dan terpaksa mendarat darurat di Burkina Faso.
“Terdapat keanehan mengenai otorisasi penerbangan yang memang disayangkan dan kami meminta maaf atas insiden yang tidak diinginkan ini. Namun, masih belum dipastikan kapan mereka dipulangkan dan kapan pesawatnya akan dikembalikan ke Nigeria,” ujar Tuggar, dikutip dari BBC.



















