Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mantan Kepala BNPT: Radikalisme Sudah Masuk Kampus 50 Persen

kaffah.net
kaffah.net

Surabaya, IDN Times - Maraknya isu radikalisme yang merambah di kalangan mahasiswa, membuat mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai prihatin.

Menurut Ansyaad kampus sejatinya mendidik generasi muda untuk bisa berpikir luas, namun adanya radikalisme ini justru menumbuhkan pemikiran sempit. 

1. Ada kampus yang mahasiswanya 50 persen radikal

Default Image IDN
Default Image IDN

Ansyaad membenarkan radikalisme tak lagi menyusup di perguruan tinggi, namun justru terang-terangan. Bahkan, baru-baru ini ia mendatangi dua kampus di tanah kelahirannya Sulawesi, yang radikalnya sudah tergolong parah.

"Di kampus itu sudah 50 persen. Tapi ini tidak merata di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Ada bermacam-macam persentasenya. Tapi memang sekarang sudah tinggi," ujar di kepada IDN Times, Kamis (5/4).

2. Ciri-ciri mereka yang berpaham radikal dilihat dari cara bicara dan pemikirannya

Default Image IDN
Default Image IDN

Menurut Ansyaad jika ingin tahu bagaimana seseorang atau pun mahasiswa yang sudah terpengaruh radikalisme itu mudah. Bukan dilihat dari segi pakaiannya.

"Ya cukup lihat saja cara bicara dan pemikirannya. Ketika mulai sempit tidak bisa melihat sudut pandang luas, itu sudah pertanda. Tapi kalau radikalisme itu belum tentu sama dengan terorisme. Keduanya memang satu napas, nah terosisme ini anak kandung radikalisme, tapi radikal belum tentu teroris," kata dia.

3. Radikalisme bukan gerakan dari agama

Default Image IDN
Default Image IDN

Selain itu, Ansyaad menyebutkan, radikalisme bukan gerakan agama. Ia pun mengingatkan kepada mahasiswa agar terus bereksplorisasi diri, membuka luas pikirannya.

"Ya seperti yang saya sampaikan, mahasiswa itu harus terus belajar. Banyak referensi, sehingga pikirannya luas. (Sehingga) ada paham radikal tidak bisa mudah terpengaruh," kata dia.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar Syahlillah
EditorArdiansyah Fajar Syahlillah
Follow Us