Mendikdasmen Mu'ti Wanti-Wanti soal Kekerasan Anak Terinspirasi Gim Online

- Mu'ti mengatakan anak yang bermain gim tanpa pengawasan orang tua tidak bisa mengontrol diri dan dapat terpengaruh psikologis.
- Masalah kekerasan anak terinspirasi dari gim akan diperbaiki dengan pendekatan lintas kementerian yang partisipatif dan komprehensif.
- Mu'ti akan menekankan pendidikan dengan pendekatan humanis dan memperkuat konseling agar murid bisa terbuka pada guru atau wali murid.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengakui tingginya angka kekerasan anak terinspirasi dari gim. Untuk itu, sejak awal, Kemendikdasmen sudah mengusulkan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), agar bisa mengatur gim online.
"Masih ingat gak yang awal mengusulkan agar gim ini diatur kan kami, kan? Kami sudah menyampaikan dari awal bahwa gim itu ada manfaatnya, iya. Itu sudah diskusi akademik yang sangat panjang. Gim sebagai media pendidikan, iya. Tetapi gim yang tidak diawasi, itu menjadi masalah tersendiri," ujar Mu'ti di Jakatat Pusat, Selasa (11/11/2025).
1. Bahaya anak main HP tanpa pengawasan

Mu'ti mengatakan saat anak bermain gim tanpa pengawasan orang tua, maka anak tidak bisa mengontrol, sehingga berpengaruh, termasuk psikologinya.
"Ketika main gimnya dengan HP, di kamar misalnya, itu kan tidak ada yang bisa mengontrol. Dan banyak kekerasan itu terjadi, inspirasinya dari gim itu. Atau paling tidak, dia tidak terpengaruh langsung, ada masalah-masalah psikologis tertentu, dia juga akan kemudian melakukan tindakan-tindakan yang di luar kontrol," katanya.
2. Mu'ti akan bahas bersama kementerian lain

Masalah ini, lanjut Mu'ti, akan diperbaiki dengan pendekatan yang tidak terlalu struktural, tapi lebih partisipatif dan komprehensif.
"Nanti kita memang harus bicara lintas kementerian. Ini kan paling tidak melibatkan empat kementerian ya. Kami di Kementerian Pendidikan Dasar Menengah, kemudian Kominfo (Komdigi), kemudian Menteri PPPA, dan juga Kementerian Agama. Paling gak nanti kami harus duduk bersama membicarakan masalah ini, karena kewenangan untuk mengatur media ini kan bukan pada kami. Kewenangannya ada pada Kominfo (Komdigi)," katanya.
3. Pendekatan humanis

Mu'ti juga akan menekankan pendidikan dengan pendekatan yang humanis dan memperkuat konseling, sehingga semua murid bisa terbuka pada guru atau wali murid.
"Inilah yang coba kita bangun dengan pendekatan yang lebih humanis itu, kita mencoba untuk memperkuat bimbingan dan konseling, sehingga pendekatannya heart to heart. Supaya murid ini bisa berceritalah, dari hati ke hati, dari perasaan yang penuh percaya diri untuk bisa menyampaikan berbagai hal kepada guru wali," ucap dia.















