Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Gunung Telomoyo yang Jadi Pusat Gempa Ambarawa-Salatiga

Gunung Telomoyo (Google Map)

Jakarta, IDN Times - Kawasan Ambarawa, Salatiga, dan sekitarnya pada Sabtu, 23 Oktober lalu diguncang gempa beberapa kali dengan kekuatan sedang. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, mengatakan pusat gempa tersebut berada di Gunung Telomoyo.

"Seluruh rentetan gempa Ambarawa-Salatiga baik gempa utama dan tiga gempa susulannya berpusat di kompleks Gunung Telomoyo," ujar Daryono melalui akun Twitternya dilansir IDN Times, Minggu (31/10/2021).

1. Gunung Telemoyo memiliki ketinggian 1.894 mdpl

Puncak Gunung Telomoyo (Google Map)

Daryono menjelaskan, Gunung Telomoyo terletak di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Gunung ini memiliki tinggi 1.894 mdl.

"Gunung Telomoyo merupakan gunung api strato belum pernah tercatat meletus," ucapnya.

2. Gunung Telemoyo diperkirakan terbentuk 10 ribu tahun sebelum Masehi

Ilustrasi Gunung Telomoyo, Desa Sepakung, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Dilansir dari laman Volcano World Oregon State University, Gunung Telomoyo diperkirakan terbentuk 10 ribu tahun sebelum masehi (SM). Gunung ini terbentuk dari sisi selatan Gunung Soropati yang longsor.

Longsoran tersebut membentuk huruf U. Runtuhan itu kemudian membentuk Gunung Telemoyo. Mulanya, gunung ini muncul dengan tinggi 600 meter.

3. Gunung Telomoyo dikelilingi empat gunung

Ilustrasi olahraga paralayang (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Selain itu, Gonong Telomoyo dikelilingi empat gunung lainnya. Seperti, Gunung Sumbing, Gunung Andong, Gunung Ungaran, dan Gunung Merbabu.

Gunung Teomoyo memiliki bentuk strato atau kerucut. Gunung ini juga memiliki landasan paralayang tertinggi di Indonesia.

Bagi Anda yang memiliki hobi olahraga paralayang, Gunung Telomoyo bisa menjadi salah satu pilihan destinasi untuk terbang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us