Menkes: Kolaborasi Lintas Jadi Kunci Hadapi Wabah dan Ancaman Biologi

- Ancaman penyakit patogen harus diwaspadai karena dapat menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. Kesiapsiagaan dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi situasi tersebut.
- Potensi obat dan makanan nasional mencapai Rp6 ribu triliun per tahun, termasuk pengembangan 18 ribu jenis obat herbal asli Indonesia sebagai peluang untuk menembus pasar medis global.
- Kekuatan pertahanan kita ada di kerja sama lintas sektor. Forum IMEDIC 2025 menjadi ajang strategis untuk memperkuat kolaborasi internasional di bidang kesehatan dan pertahanan medis.
Jakarta, IDN Times – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya sinergi antara sektor kesehatan dan pertahanan dalam menghadapi ancaman penyakit menular dan wabah global.
Hal itu disampaikan Budi saat memberikan keynote speech dalam International Military Medicine Symposium and Workshop (IMEDIC) 2025.
Menurut Budi, baik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun Kementerian Pertahanan (Kemhan) memiliki tanggung jawab yang sama untuk melindungi masyarakat dari ancaman kematian.
“Kementerian Kesehatan maupun Kementerian Pertahanan memiliki tugas untuk melindungi masyarakat dari ancaman kematian. Oleh karena itu, sektor kesehatan dan pertahanan perlu bekerjasama untuk memetakan dan mencegah potensi penyakit yang berkembang di masyarakat,” ujar Budi dalam keterangan, Senin (3/11/2025).
1. Ancaman penyakit patogen harus diwaspadai

Ia menambahkan, ancaman penyakit akibat patogen harus diwaspadai karena dapat menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. Kesiapsiagaan dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi situasi tersebut.
“Jika kita well-prepared dan ada kerjasama yang baik antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan, maka wabah penyakit yang berdampak fatal bagi umat manusia dapat kita tangani dengan baik,” lanjutnya.
2. Potensi obat dan makanan capai Rp6 ribu triliun

Ketua BPOM Taruna Ikrar dalam kesempatan yang sama menyoroti potensi besar sektor obat dan makanan nasional yang mencapai Rp6 ribu triliun per tahun, termasuk pengembangan 18 ribu jenis obat herbal asli Indonesia sebagai peluang untuk menembus pasar medis global.
Menurutnya, potensi ini dapat dicapai melalui keterlibatan ratusan ribu pelaku usaha skala kecil hingga besar.
“Indonesia memiliki 18 ribu jenis obat herbal asli, tertinggi di dunia. BPOM melihat ini sebagai peluang yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi produk medis global,” ucapnya.
3. Kekuatan pertahanan kita ada di kerja sama

Sementara Ketua Panitia IMEDIC 2025 Dr. dr Dian Andriani menegaskan pentingnya forum ini untuk berbagi ilmu, membangun kemitraan, dan memperkuat komitmen melindungi manusia dari ancaman biologis melalui kerja sama lintas sektor.
“Dalam ancaman biologi, kekuatan pertahanan kita ada di kerja sama,” ujarnya.
Melalui forum ini, pemerintah berharap terjalin kolaborasi berkelanjutan antara sektor kesehatan, pertahanan, dan akademik dalam mengembangkan inovasi serta kesiapsiagaan menghadapi ancaman biologi di masa depan.
IMEDIC 2025 mengangkat tema “Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services” dan menjadi ajang strategis lintas sektor untuk memperkuat kolaborasi internasional di bidang kesehatan dan pertahanan medis.
Acara ini diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai negara, meliputi perwakilan kementerian, lembaga, dan ahli medis militer dunia.
Turut hadir dalam pembukaan IMEDIC 2025, Kepala BPOM Taruna Ikrar, Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan Taufanto, mantan Kepala Pusat Kesehatan TNI dan Chairman International Committee of Military Medicine (ICMM) Daniel Tjen, serta mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama WHO Profesor Tikki Pangestu.


















