Menko BG Klaim Prabowo Tak Gerakkan Alat Negara untuk Menangkan Luthfi

- Budi Gunawan menyatakan wajar jika calon kepala daerah meminta dukungan dari Prabowo Subianto, sementara Prabowo akan menerima semua paslon yang datang
- Budi menegaskan bahwa tidak ada aturan yang dilanggar oleh Prabowo dengan memberikan dukungan terbuka bagi Ahmad Luthfi-Taj Yasin
- Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai dukungan Prabowo bagi paslon nomor urut dua di Jateng menandakan elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin stagnan
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan menilai wajar bila calon kepala daerah yang tengah berlaga di Pilkada 2024 datang untuk meminta dukungan kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, paslon manapun yang datang pasti bakal diterima oleh Prabowo.
Pernyataan itu disampaikan Budi untuk menanggapi video dukungan yang disampaikan Prabowo untuk paslon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen.
"Saya pastikan Beliau pasti juga akan memberikan dukungan (bagi paslon lain)," ujar Budi ketika memberikan keterangan di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat pada Senin (11/11/2024).
Ia menambahkan di dalam pernyataan di video itu, Prabowo juga menekankan keputusan akhir untuk memilih paslon manapun di Pilkada Jawa Tengah diserahkan di tangan rakyat. Meskipun di dalam video, mantan Menteri Pertahanan itu mengajak warga Jateng untuk memilih paslon dengan nomor urut satu tersebut.
"Kan di dalam pernyataannya, Beliau menekankan bahwa keputusan akhir untuk memilih paslon siapapun itu, ada di tangan rakyat," tutur dia.
1. Menko Polkam nilai tak ada aturan yang dilanggar Prabowo

Lebih lanjut, Budi menyebut tidak ada aturan yang dilanggar oleh Prabowo dengan memberikan dukungan secara terbuka bagi Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Ia kemudian mengaitkannya dengan pemilu di Amerika Serikat. Sejumlah presiden di negeri Paman Sam, termasuk Barack Obama menyatakan dukungan secara terbuka kepada paslon tertentu.
Di sisi lain, Budi turut memuji Prabowo sebab diklaim ia tak menggerakkan alat negara untuk bergerak memenangkan salah satu paslon di Pilkada 2024. "Beliau menyerahkan sepenuhnya pada rakyat yang memilih paslon manapun," katanya.
"Jadi, sekali lagi tidak ada aturan yang kami lihat telah dilanggar," imbuhnya.
2. Setiap paslon bakal lakukan apapun untuk dongkrak elektabilitas

Sebelumnya, Budi menilai setiap calon kepala daerah akan berupaya untuk mendongkrak elektoral di daerahnya. Hal itu termasuk yang dilakukan oleh Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
"Tamu kan datang sehingga Beliau harus bicara seperti itu," ujar Budi.
Tetapi, bagi publik dukungan dalam bentuk video itu mengejutkan lantaran Luthfi dan Taj Yasin bukan kader Partai Gerindra yang maju di Pilkada Jateng. Bahkan, Luthfi adalah cagub Jateng yang merupakan orang dekat mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Pernyataan yang disampaikan Budi sejalan dengan kalimat Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Ia mengatakan presiden dan para pejabat negara boleh ikut dalam kampanye asalkan tidak menyalahi aturan seperti berkampanye saat hari kerja.
"Ketentuannya tidak menyalahgunakan fasilitas jabatan untuk berkampanye, atau berkampanye di hari kerja tanpa mengajukan cuti," ujar Hasan dalam keterangan tertulis.
Ia juga mengatakan, tidak aturan yang melarang Presiden Prabowo meng-endorse calon kepala daerah di Pilkada 2024. Apalagi hingga saat ini Prabowo masih merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.
"Tidak ada aturan yang melarang Pak Prabowo meng-endorse calon. Pak Prabowo adalah ketua umum partai," tutur dia.
3. Ahmad Luthfi butuh dukungan dari Prabowo karena elektabilitas stagnan

Sementara, Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai dukungan Prabowo bagi paslon nomor urut dua di Jateng itu, menandakan elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin stagnan. Sehingga, ia sampai perlu didukung secara terbuka oleh presiden berkuasa.
"Maka, salah satu cara yang bisa dilakukan, mendekati Pak Prabowo, lalu Pak Prabowo meng-endorse pasangan ini. Apalagi kompetisi di Jateng sangat ketat saat ini," ujar Ray ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Minggu kemarin.
Untuk bisa mendongkrak elektabilitasnya maka, Luthfi perlu mengasosiasikan diri dengan Prabowo. "Dia mungkin melihatnya bila tak ada Pak Prabowo, maka akan sulit memenangkan Pilkada Jawa Tengah," tutur dia.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas periode 15-20 Oktober 2024 lalu, elektabilitas pasangan Andika Perkasa-Hendi ada di angka 28,8 persen. Sedangkan, paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin ada di angka 28,1 persen. Sebanyak 43,1 persen responden belum menentukan pilihan.