Menkomdigi Akui Layanan Komunikasi di Aceh Tersendat Akibat Listrik

- Ada 60,72 persen BTS di Aceh masih terdampak akibat listrik belum pulih
- Ada 413 BTS berhasil dipulihkan dari total 602 yang terdampak, dengan perbaikan akses melalui operator seluler dan BAKTI
- Perbaikan akses konektivitas di Aceh dilakukan dengan mengerahkan satelit untuk mempercepat layanan darurat
Jakarta, IDN Times – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memaparkan perkembangan pemulihan layanan komunikasi di wilayah terdampak banjir bandang di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh. Ia mengakui proses pemulihan di Aceh masih tertinggal karena pasokan listrik belum pulih sepenuhnya.
“Memang kami akui di Aceh kami perlu bekerja lebih giat lagi, terus bekerjasama dengan PLN karena saat ini listrik belum pulih sehingga BTS-BTS belum berjalan dengan baik,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025).
1. Ada 60,72 persen BTS di Aceh masih terdampak

Meutya menjelaskan, pemulihan menara Base Transceiver Station (BTS) di tiga provinsi terdampak telah menunjukkan progres signifikan. Di Sumatra Utara, perbaikan menyisakan hanya 5,74 persen, sementara di Sumatra Barat tinggal 2,81 persen.
Namun, kondisi di Aceh masih jauh tertinggal.
“Kita masih punya PR di Aceh, yaitu 60,72 persen masih terdampak. Ini dikarenakan power. Jadi kalau insyaallah listrik sudah masuk, angka ini kita hasil berbicara dengan operator seluler meyakini bisa sampai dengan 70 persen ketika listrik sudah masuk,” kata dia.
2. Ada 413 BTS yang berhasil dipulihkan

Menurut Meutya, pemerintah memaksimalkan upaya pemulihan melalui dua jalur konektivitas: jaringan operator seluler dan akses internet BAKTI yang juga terkena dampak.
“(Ada) 602 terdampak, 413 yang berhasil dipulihkan artinya sudah lebih 13,34, artinya sudah lebih dari 60 persen. Jadi ini juga tetap masih ada PR yang memang paling banyak itu di Aceh,” paparnya.
3. Perbaikan akses konektivitas lewat satelit

Untuk mempercepat layanan darurat, pemerintah mengerahkan dukungan satelit, baik milik negara maupun swasta.
“Total dari satelit untuk akses dari Satria 1 milik pemerintah itu sudah turun di 17 titik, dan untuk dari Starlink yang melalui Kemkomdigi turun di 91 titik,” kata Meutya.

















