Menteri Kehutanan Bahas Program Hutan Cadangan Pangan Bareng KSP

- Menteri Kehutanan dan Kepala Staf Kepresidenan membahas program strategis nasional terkait kehutanan.
- Kementerian Kehutanan mengidentifikasi 20 juta hektare lahan potensial untuk hutan cadangan pangan, energi, dan air.
- Padi gogo memiliki potensi besar untuk dikembangkan di 1,1 juta hektare lahan dengan hasil hingga 3,5 juta ton beras per tahun.
Jakarta, IDN Times - Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, rapat koordinasi dengan Kepala Staf Kepresidenan Letjen TNI (Purn) AM Putranto, untuk membahas program strategis nasional terkait bidang kehutanan. Diskusi difokuskan pada langkah strategis untuk melaksanakan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
“Setelah kami dilantik, kami berusaha mencoba memastikan cita-cita Pak Presiden Prabowo dan Pak Wakil Presiden Gibran Rakabuming bisa dieksekusi, terutama terkait lahan,” ujar Raja Juli dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).
1. Ada 20 juta hektare potensial dijadikan hutan cadangan pangan

Raja Antoni menjelaskan, Kementerian Kehutanan telah mengidentifikasi sekitar 20 juta hektare lahan yang potensial untuk dijadikan hutan cadangan pangan, energi, dan air. Ia mengaku, langkah ini bukan untuk melakukan deforestasi, tetapi justru menjaga kelestarian hutan sambil mengupayakan swasembada nasional.
“Ide ini justru bukan deforestasi, tapi menjaga hutan. Tapi secara bersamaan swasembada berjalan bersamaan,” ucap dia.
2. Menhut sebut padi gogo miliki potensi besar cadangan pangan

Lebih lanjut, Raja Juli mengatakan, beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu contohnya adalah padi gogo, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di 1,1 juta hektare lahan.
“Kalau tanam 1 juta bisa menghasilkan hingga 3,5 juta ton beras per tahun,” kata dia.
3. KSP sambut baik rencana hutan cadangan pangan

Dalam kesempatan itu, AM Putranto, menyambut baik rencana yang disampaikan oleh Kementerian Kehutanan. Ia menyebut, langkah ini sangat relevan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Namun, ia juga mengingatkan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian serius. Salah satu hal yang menjadi sorotannya adalah terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
AM Putranto meminta agar Kementerian Kehutanan memastikan program ini tidak merugikan ekosistem.
“Yang perlu diwaspadai memastikan amdal betul-betul mendukung pada lingkungan. Kebijakan beliau ini pasti dunia akan melihat,” ujar AM Putranto.